SCANE 3
Aku mempunyai seekor anak burung pemberian papa dan aku melepaskannya di pohon ini, namun karena dia sangat jinak dengan ku itu menjadi sangat sulit sekali. Akhirnya aku membuat tempat ini agar lebih memudahkannya beradaptasi dengan lingkungan baru nya, dan sekarang dia telah mempunyai seekor anak burung yang ku tangkap tadi. ah apa sebaiknya aku ceritakan dengan yo won atau tidak usah ya?, masalahnya yo won sepertinya tidak terlalu tertarik dengan burung ku. Nanti kalau dia mengira aku menyukainya bagaimana?, anak perempuan itu kan mudah GR.
Ah sial, ada kotoran di celana ku, ini pasti kotoran anak burung itu. Mungkin karna dia sangat ketakutan akhirnya ia buang kotoran, aku harus membersihkannya dengan cepat kalau tidak hilang bisa gawat. Untung saja ada yo won, bukankah biasanya anak perempuan itu selalu membawa tisu? Aku menghadap ke belakang dank u lihat yo won tampak sangat ketakutan, ah ternyata ada ulat bulu dirok sekolah yo won pasti karena itu lah dia sangat ketakutan.
Dasar anak perempuan, aku berniat baik dan ingin membantu nya menyingkirkan ulat ulat itu. Tapi yo won bergerak mundur dan tangan ku jadi sulit menjangkau nya, “yoo won, jangan bergerak” aku berdiri dan berusaha membuang ulat itu tapi sebelum aku sempat membuang ulat itu tiba-tiba saja yo won mengagetkan ku ‘plakkkkkkkkkkk’ sebuah tamparan keras dari yo won mendarat mulus di wajah ku.
“jangan mendekat!!!, dasar laki-laki cabul. Kita ini masih anak SMP tapi ternyata otak mu sungnguh kotor”, entah ada setan apa yang merasuku tubuh yo won ia terlihat sangat marah. Yo won berjalan mundur kebelakang dan aku melihat ada sebatang cabang pohon tepat di belakang pergelangan kaki yo won, seperti nya dia akan terjatuh.
Saat aku mencoba mengatakan ke pada yoo won, “yo won awas” terlambat ia telah jatuh untung saja aku berhasil menangkap kaki yo won tapi tiba-tiba tubuhku ikut terseret dan nyaris ikut terjatuh, untung saja kaki ku tersangkut di antara celah papan yang sedikit merenggang.
Sumpah posisi kami saat ini sangat menggelikan terutama yo won, sekarang rok nya terbuka karena kepalanya berada di bawah mau tak mau aku harus melihatnya. Untung saja yo won memakai celana pendek, jujur saja aku tak suka berteman dengan anak perempuan karna mernurut ku itu sangat merepot kan anak perempuan selalu merengek tak jelas, seperti sekarang.
Yo won menggoyang-goyangkan tubuh nya sambil berteriak-teriak tak jelas, untung saja sekolah sudah bubar dan tidak ada lagi orang yang kemungkinan akan melihat kami berdua berpose seperti ini. “yo won bisa diam tidak? Kau kira hanya kau yang meras tak nyaman? Kalau tahu begini jadi nya aku tak mau menolong mu tadi. Kau mau mati ya, kalau kau ku lepaskan kau bisa mati. Diam lah sebentar aku sedang mencari cara agar kita bisa turun” akhirnya yo won diam.
Ah aku mempunyai ide, aku akan mengayun kan tubuh yo won agar bisa menggapai cabang pohon yang tak jauh dari tangannya. “yo won kau bersiap-siap ya, aku akan mengayun tubuhmu agar kau bisa menggapai cabang pohon itu” aku mempersiapkan diri dan memberikan isyarat pada yo won dan tampaknya ia mengerti, ia diam saja mungkin karena ia masih kesal dengan posisi kami yang membuat rok nya terbuka.
“oke yo won, siap ? satu.. dfua…tiga…” aku member i aba-aba tiap kali mengayunkan tubuh yo won dan saat hitungan ketiga yo akhirnya berhasil menggapai cabang pohon itu. Dengan perlahan yo won memanjat cabang yang cukup besar itu dan duduk di atasnya.
“nam gil kau bagaimana?” yo memasang tampang yang khawatir kepada ku, eh kenapa aku tersenyum dan merasa senang karena dia perhatian dengan ku? Ah………….. sial……… , anak perempuan ini membuat ku gila.
“hei nam gil, mau samPai kapan kau bergelantungan seperti monyet di sana?” yo won mengejutkan ku dari perdebatan yang terjadi di dalam diri ku.
Aku mengangkat tubuh ku lalu dengan sekejap sudah berdiri di papan, dengan cepat juga aku turun dari pohon dengan memakai tangga kayu yang ku buat dari beberapa tali tambang dan kayu, ah aku lupa yo won masih berada di atas sana dengan wajah yang cemberut.
“hei… yo won ayo cepat turun” aku meneriakinya DARI BAWAH DAN KU LIHAT IA SEMAKIN JENGKEL.
“NAM GIL AKU TIDAK BISA TURUN, kenapa tadi kau tidak menggunakan tangga itu ketika aku naik?”
Kim nam gil-25 oktober 2007-seoul
Setelah berfikir sebentar akhirnya aku menemukan ide bagaimana caranya agar yo won bisa turun, “bagaimana kalau kau loncat dan aku akan menangkap mu dari bawah sini?”, yo won menggeleng dan memasang tampang ketakutannya seperti seekor anak kucing, “bagaimana kalau kau turun pelan-pelan dari pohon?” aku memberikan pilihan lain kepada yo won tetapi ia malah marah ke pada ku.
“nam gil!!!!!!, apa kau sudah gila? Ini tinggi sekali bahkan mungkin ini hampir 3 meter lagi pula kalau aku bisa turun sudah dari tadi aku turun tanpa kau kasih tahu” yo won memberikan sanggahan yang sangat masuk akal untuk ku, hahaha aku jadi sedikit malu tapi untung saja aku masih punya satu ide lagi.
Aku berpura-pura bercanda dengannya untuk menghilangkan malu, ”hahaha…, tentu saja aku tahu. Aku kan hanya bercanda aku tidak bodoh. Kau bersiap ya aku akan melemparkan tangga dan kau bisa turun” aku menjelaskan dengan yo won dengan begitu meyakinkan, untung nya yo won percaya dengan kata-kata ku dan bersiap-siap untuk menangkap tangga itu dari ku”
Lee yo won-25 oktober 2007- seoul
“cepatlah yo won hari sudah semakin sore dan sebentar lagi gelap, tangan ku juga pegal melemparkan tangga ini berulang kali, menangkap tangga seperti ini saja tidak bisa?. Dasar anak perempuan itu menyebalkan” nam gil berteriak kepada ku seolah-olah ini adalah hal yang mudah,asal dia tahu saja ini sangat sulit bagi ku.
Nam gil sangat menyebalkan aku benar-benar tidak suka dengan anak laki-laki dan sekarang rasa tidak suka ku semakin menjadi( terkecuali terhadap chunchu adik ku). Pertama dengan papa, dan sekarang nam gil yang hampir menjatuhkan ku saat ia dengan sok pahlawan menangkap anak burung itu, sekarang ia mengejek ku karna tidak berhasil menangkap tangga itu dan…………… ah……………….. apa maksud nam gil tentang burung itu dan sikap nya yang membuat aku takut.
Baiklah yo won, sekarang bukan saat nya kau memikirkan hal itu sekarang yang terpenting adalah kau bisa turun dari pohon dengan selamat dan kalau saja nam gil bersikap mencurigakan aku akan menendang alat kelaminnya, ya yo won aku harus memperaktekkan jurus pamungkas yang di ajarkan chunchu dalam menghadapi anak laki-laki.
“baiklah yo won aku akan melemparkan lagi, siap? Satu… dua. Tiga….” Nam gil melemparkannya dengan sekuat tenaga dan akhirnya aku bisa menangkap tangga itu, aku mulai mengambil aba-aba turun karena aku sudah sangat lama berada di atas pohon ini dan tak sabar untuk segera turun.
Namun beberapa detik setelah aku melepaskan pijakan kaki ku dari batang itu nam gil berteriak ke pada ku “yo won jangan terlalu di ayun kau hanya perlu menunggu tangga itu dalam keadaan sedikit tenang lallu kau bisa dengan hati-hati turun. Lagi pula kalau kau terlalu kuat bisa-bisa nanti kau______” nam gil menghentikan penjelasannya yang terlambat itu karena aku terpental dan pegangan tangan ku terlepas.
Untung saja aku berhasil mendarat di tanaman di taman yang berbentuk seperti tembok, jujur saja tadinya aku khawatir akan tersangkut di atas tembok sekolah eh ternyata aku berhasil melewatinya . jujur saja tadi aku serasa seperti burung dan sesaat aku menikmatinya tapi semua menjadi mimpi buruk ketika mendarat tangan ku terluka terkena ujung batang yang tajam
“yo won…. Yo won … kau di mana?, kau taka pa-apa?” ku dengar nam gil berteriak-teriak mencari ku dengan khawatir.
“aku disini” jawab ku cuek, nam gil melihat ke kanan dan ke kiri sampai akhirnya menemukan ku. Ku lihat nam gil mengambil sesuatu dari saku celananya, aku takut dan memejamkan mata ku.
Nam gil duduk di sisi ku lalu ia memberikan sesuatu ke tangan ku, “yo won pakailah ini, tangan mu terluka” aku membuka mata ku lalu ku lihat ia berdiri dan berjalan meninggalkan ku “kau bisa pulang sendiri kan?” nam gil berteriak sesaat sebelum dia menghilang dari tikungan.
Setelah menelpon moon shik dan tak lama kemudian ia telah datang menjemputku pulang, hari sudah gelap saat aku sampai di rumah. Aku menyadari apa yang akan di lakukan papa terhadap ku karena masalah ini, tapi aku sangat terkejut melihat papa sedang memarahi adik ku chunchu.
“seung ho.!!!!,cepat masuk kamar jangan memaksa papa untuk memukul mu” chunchu dengan sedih berjalan menuju kamar nya, dan saat papa melihat aku di depan pintu ia langsung menghampiriku ‘plakkkkkkkkkkkkkkkkk’ papa menampar ku untuk yang pertama kalinya.
“yo won, kau ini keterlaluan?” ayah seperti ingin membunuh ku untung saja ada moon shik & ryu dam menghalangi ayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar