Chapter 07: Where are You?
Pagi-pagi buta. Benteng Utara.
Bi Dam yang terlelap di kampnya terbangun ketika mendengar suara kepakan sayap burung. Burung merpati miliknya hinggap di mejanya. Bi Dam pun bangun dari tidurnya dan mengambil surat yang dikirim istrinya itu. Ia membaca surat itu sambil tersenyum. Lalu ia membalas surat itu. "Kau tidak perlu khawatir karena aku tidak terluka, Deok Man. Aku juga sangat merindukanmu dan bayi kita. Aku harap para Jenderal Utara segera kembali dan aku bisa bertemu denganmu secepatnya. Aku juga mencintaimu, Deok Man. Jaga dirimu dan anak kita baik-baik. Bi Dam." Lalu dimasukkannya surat itu ke dalam tabung di kaki burung dan dilepaskannya burung itu terbang di udara.
Kediaman Perdana Menteri Bi Dam.
Deok Man yang masih terlelap, mulai membuka matanya. Tidurnya kali ini sangat nyenyak hingga dia bangun agak kesiangan dari biasanya.
Tak lama kemudian, merpati penghantar surat datang. Deok Man segera mengambil suratnya dan duduk membacanya. Mendengar Bi Dam tidak terluka, hati Deok Man semakin lega. "ayahmu tidak terluka dan ia juga sangat merindukan kita" bisik Deok Man sambil mengusap perutnya. Tiba-tiba perut Deok Man berbunyi. Deok Man tertawa mendengarnya "kau sama seperti ayahmu, kelaparan di pagi hari" canda Deok Man. Lalu ia pergi keluar kamarnya untuk sarapan dan bersiap-siap pergi ke kuil. Ia bersyukur atas kemenangan dan keselamatan Bi Dam.
4 hari kemudian. Pagi hari
"para jenderal telah tiba" seru penjaga gerbang Benteng Utara.
Para Jenderal Benteng Utara masuk dan segera turun dari kudanya. Para pasukan langsung memberi hormat. Bi Dam menyambut kedatangan para Jenderal tersebut "Tampaknya aku bisa pulang sekarang". "terima kasih telah menjaga Benteng Utara dengan luar biasa" jawab salah satu jenderal. Bi Dam segera berkemas-kemas untuk pulang. Hatinya sangat senang karena akhirnya ia bisa pulang ke rumahnya. Ke tempat orang-orang yang sangat ia cintai menunggunya pulang. Kali ini ia tidak memberitahukan kepulangannya karena ingin membuat kejutan untuk istrinya. Ia dan beberapa pengawalnya segera menaiki kuda dan keluar dari Benteng.
Kediaman Perdana Menteri Bi Dam.
Deok Man sedang menikmati indahnya pagi dengan berjalan-jalan di taman. Menghirup segarnya udara pagi. "Kapan Bi Dam akan pulang ya?" pikirnya. Karena hari itu ia harus pergi ke istana maka ia harus segera sarapan dan bersiap-siap.
Dengan kecepatan penuh, Bi Dam dan pengawalnya menunggangi kuda mereka menuju Seorabeol.
Karena kudanya mulai kelelahan, Bi Dam memutuskan untuk beristirahat sebentar di tepi sungai dekat situ. Sungai Pukhan. Ketika sedang mengambil air untuk kudanya, Bi Dam melihat hal yang aneh. Sejumlah kapal tanpa bendera berukuran cukup besar membawa banyak orang melintas di tengah sungai. Karena jaraknya cukup jauh, Bi Dam mengambil teropong untuk melihat lebih jelas. "celaka!" teriak Bi Dam, para pengawalnya terkejut. Yang ia lihat orang-orang di kapal tersebut berpakaian pakaian tentara Ryugu. Ternyata tentara Ryugu berhasil membuat pintu tembus masuk menuju Sungai Kerajaan Shilla.Jumlah pasukannya diperkirakan mencapai dari 100 orang dalam 1 kapal. Dan ada 4 kapal di sana dan sungai ini terhubung langsung dengan sungai di Seorabeol. Bi Dam segera membagi-bagi tugas kepada 5 pengawalnya. Pengawal yang pertama, ia perintahkan untuk kembali ke Benteng Utara meminta bantuan 250 pasukan berkuda tercepat dan beberapa jenderal. Pengawal tersebut segera berangkat. Kepada pengawalnya yang kedua, ia memerintahkan untuk ke pos pertahanan terdekat mengumpulkan pasukan yang kemudian dibawa ke Seorabeol. Lalu ia dan sisa pengawalnya segera berangkat ke Seorabeol.
Sore hari.
Deok Man baru saja menyelesaikan tugasnya. Laporan bertumpuk ia kerjakan di Perpustakaan Istana. Lalu ia pergi keluar untuk menghilangkan penatnya.
Bi Dam pun akhirnya tiba di Seorabeol. Lalu ia memerintahkan 2 pengawalnya menjemput istrinya di rumah dan membawanya kepada Alcheon di istana . Ia memberikan saputangannya sebagai tanda bahwa itu memang perintah darinya. Para pengawal langsung pergi. Dan Bi Dam segera berangkat ke Istana.
Di Istana.
"Perdana Menteri Bi Dam tiba" seru penjaga Istana. Bi Dam segera turun dan berlari menuju ruang Raja. "Ah Jenderal Bi Dam, kau sudah kembali. Selamat atas kemenanganmu" sambut Raja.
"hormat saya Yang Mulia, ada sesuatu yang gawat.."jawab Bi Dam. Bi Dam segera memberitahukan apa yang ia lihat dan asumsinya. Raja dan para pejabat sangat terkejut dan agak panik. "Bi Dam, kau pimpinlah pasukan dan para hwarang untuk melindungi Seorabeol semaksimal mungkin." titah Raja. "Siap Yang Mulia" jawab Bi Dam.
Jumlah pasukan dan hwarang di ibukota hanya berjumlah 270 orang sedangkan musuh 400 orang. Oleh karena itu, Bi Dam berusaha agar musuh tidak berhasil mencapai daratan.
Ia mengumpulkan 150 orang pasukan untuk bertugas sebagai pemanah api di pos penjaga sepanjang sungai. Lalu ia memerintahkan 10 pasukannya memimpin evakuasi penduduk yang tinggal di tepi sungai dan sekitarnya agar mengungsi sejauh mungkin ke tempat yang aman. Lalu ia meminta pengawal Istana agar berpencar ke ibukota memberitahukan hal ini kepada rakyat dan meminta rakyat untuk bersembunyi dan tidak panik. Lalu ia memerintahkan sisa pasukannya untuk bersiaga di ibukota dan para pengawal Istana untuk melindungi istana.
Ketika Bi Dam berjalan keluar, 2 pengawalnya yang ia suruh menjemput istrinya menghadapnya dengan tangan hampa "hormat hamba, Jenderal. Putri Deok Man sedang tidak berada di rumah. Kata pelayan, beliau pergi ke Istana sejak pagi tadi" lapor mereka dan mereka mengembalikan sapu tangan Bi Dam. Hati Bi Dam mencelos. Ia tidak melihat Deok Man ketika tadi melewati ruangannya. Lalu ia meminta pengawalnya berpencar mencarinya di Istana, ia sendiri segera berlari mencari istrinya. Setelah berlari keliling tidak ketemu, ia bertanya kepada pengawal Istana yang sedang membantu persiapan perang. "Apa kau melihat Putri Deok Man." tanya Bi Dam. "maaf tuan, tadi hamba melihatnya keluar dari ruang kerjanya tapi hamba tidak tahu beliau pergi kemana.. Mungkin beliau sudah pulang atau pergi ke kuil." Kuil adalah satu-satunya tempat yang belum Bi Dam datangi."terima kasih" jawab Bi Dam. Ia segera berlari menuju Kuil dekat Istana. "Deok Man, aku harap kau ada di sana" pikir Bi Dam sambil berlari.
Deok Man sedang berdoa dengan khusyuknya. Setelah selesai berdoa, ia berjalan keluar kuil untuk pulang.
Bi Dam pun tiba di dekat Kuil. Ia segera memasuki Kuil namun tidak ada siapa-siapa. Hatinya semakin gelisah. "Deok Man, dimana kau?" teriak Bi Dam. Bi Dam melihat pintu belakang terbuka, ia berlari ke sana.
Deok Man berhenti berjalan.Ia merasa Bi Dam memanggilnya. Ia menoleh ke belakang dan tidak ada siapa-siapa."ah itu hanya perasaanku saja,lagipula ia belum pulang"gumamnya. Ia kembali berjalan. Ia tak berada jauh dari kuil, ia memutuskan jalan lewat pintu belakang karena lebih dekat dengan istana.
Setelah melewati pintu belakang, Bi Dam melihat ke kiri dan kanan. Dari arah kanan, Bi Dam melihat sosok wanita berpakaian biru yang ia kenal sedang berjalan. Ia segera berlari dan berteriak "DEOK MAN.."Lalu wanita itu menoleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar