Pages


Jumat, 21 Mei 2010

Chapter 11

5 bulan kemudian.
"hoaahmm.."Bi Dam bangun dari tidurnya dan merenggangkan badannya. Ia cukup lelah karena kemarin harus mempersiapkan kedatangan tamu untuk hari ini dan malamnya Deok Man tiba-tiba membangunkannya minta dibuatkan sup kacang merah. Untung saja selama ini, Deok Man tidak pernah meminta sesuatu yang aneh dan sulit dan Bi Dam dengan senang hati melakukannya. "maafkan aku, Bi Dam telah membangunkanmu semalam."kata Deok Man yang baru saja bangun dari tidurnya. "apapun akan kulakukan demi kau dan anak kita"kata Bi Dam sambil mengusap perut istrinya yang semakin membesar itu. Deok Man tersenyum. "siapa tamu yang akan datang ke Istana?Raja bilang ia juga ingin bertemu denganku."tanya Deok Man. "Putri Raja dari Kerajaan Wei..hmmm..kalau tidak salah namanya Putri Huang Shi.."jawab Bi Dam sambil berpikir. "apa tujuan kedatangannya?kenapa ia ingin bertemu denganku?"tanya Deok Man lebih lanjut. "dalam suratnya, tujuannya ke sini ingin membahas kerjasama perdagangan hasil pertanian,kerajinan, dan kain..hmm mungkin itu berkaitan dengan tugasmu sebagai pengawas pertanian atau..."jawab Bi Dam sambil membaca salinan surat dari Kerajaan Wei. "atau apa?"tanya Deok Man yang bersandar di bahu Bi Dam. "berkaitan dengan kau pernah menjadi pemimpin wanita pertama di negeri ini. Putri Huang Shi sendiri adalah putri tunggal Raja Huang Tang dari Permaisuri. Raja Huang Tang yang sudah tua memiliki seorang anak laki-laki dari selirnya yang konon kabarnya suka berfoya-foya dan melakukan kerjasama dengan pejabat untuk menjatuhkan Putri Huang Shi. Ia memiliki cerita nasib yang mirip denganmu." "ya, tapi aku bisa melaluinya semua karena ada orang-orang baik yang setia dan mau membantuku..keIuargaku,ibu, Yu Shin, Chun Cu, Alcheon. Dan kamu anugerah terindah dalam hidupku yang selalu mendukung dan menghiburku, Bi Dam."jawab Deok Man sambil memegang wajah Bi Dam. "hidupku milikmu Deok Man."bisik Bi Dam. Lalu mereka bangun dari tempat tidurnya, keluar dari kamar mereka untuk sarapan dan bersiap-siap berangkat ke Istana.

Di Istana
Raja dan seluruh pejabat Istana sedang bersiap untuk menyambut kedatangan. Deok Man berdiri di dekat Raja dan Bi Dam berdiri di seberangnya bersama para pejabat lainnya.
"Tuan Putri Huang Shi dari Kerajaan Wei beserta rombongan sudah tiba.."teriak penjaga gerbang Istana. Putri Huang Shi memasuki halaman Istana. Dengan anggun, ia berjalan menghadap dan memberi hormat kepada Raja dan Permaisuri. "Putri Huang Shi memberi hormat kepada Yang Mulia Raja dan Permaisuri serta pejabat Istana."hormat Putri Huang Shi. Kemudian Raja mempersilahkan para tamunya dan para pejabat duduk. Sambil menunggu hidangan dan atraksi, Raja mulai memperkenalkan satu persatu anggota Kerajaan. "Perdana Menteri Bi Dam apakah berkas-berkasnya sudah kau persiapkan?"tanya Raja sebelum mulai memperkenalkan anggota Kerajaan. "ah inikah Perdana Menteri Bi Dam yang terkenal itu?saya mendengar bahwa Tuan Perdana Menteri dengan cerdas dan berani berhasil mengalahkan tentara Ryugu yang diam-diam menyerang ibukota."tanya Putri Huang Shi. "ya saya sendiri Tuan Putri..saya rasa kabar yang Tuan Putri dengar tentang saya agak berlebihan.."jawab Bi Dam merendah. "ah senangnya ternyata tidak hanya gagah,cerdas namun juga tampan dan rendah hati..maukah kau menikah denganku dan menjadi raja di Wei?, kau masih punya hubungan darah dengan Kerajaan bukan?"tanya Putri Huang Shi. Pertanyaan itu membuat semua yang hadir di sana terkejut tak terkecuali Raja, Panglima Yushin, dan Deok Man serta Bi Dam sendiri. Deok Man hanya diam menunggu jawaban Bi Dam. Dengan nada halus namun tegas, Bi Dam menjawab "maafkan saya Tuan Putri..saya tidak dapat meninggalkan negeri ini..saya sudah berjanji untuk mengabdikan hidup saya untuk negara bersama istri dan keluarga yang saya cintai..masih banyak pria lajang yang lebih baik dari saya untuk mendampingi Tuan Putri.."Deok Man tersenyum mendengarnya. "jadi kau sudah berkeluarga?sayang sekali, siapakah gadis yang beruntung itu?apakah ia pantas menjadi pendampingmu?"tanya Putri Huang Shi setengah sombong. Lalu Raja yang menjawab "Perdana Menteri Bi Dam adalah pamanku Putri Huang Shi. Dia adalah suami dari Putri Deok Man."sambil memperkenalkan Deok Man. Deok Man tersenyum lalu memberi hormat kepada Putri Huang Shi. "jadi inikah pemimpin wanita pertama di Kerajaan Shilla? aku ingin sekali bertemu denganmu Tuan Putri, banyak hal yang ingin aku tanyakan padamu."kata Putri Huang Shi. "senang bertemu denganmu Tuan Putri. kita mempunyai banyak waktu untuk itu.."jawab Deok Man.
"ya masih ada banyak waktu untuk itu Tuan Putri. Nah sekarang mari nikmati hidangannya"kata Raja. Lalu semua yang hadir di sana menikmati hidangan yang telah disediakan dan atraksi yang tampil.
Setelah selesai, para pejabat memohon undur diri untuk melanjutkan kembali pekerjaan mereka. Hari ini hanya acara penyambutan saja, sedangkan pertemuan pentingnya baru akan diadakan besok. Putri Huang Shi meninggalkan rombongannya bersama para pejabat untuk pergi bersama Permaisuri ke taman Istana. Raja kembali ke ruang kerjanya. Lalu Bi Dam dan Deok Man juga mempunyai pekerjaan mereka masing-masing. "aku tak heran jika pejabat negerinya sendiri ingin menjatuhkannya..aku sangat tidak suka ketika ia menganggap remeh orang yang bahkan ia belum ketahui"kata Bi Dam dari belakang Deok Man. "kau tak boleh berkata seperti itu Bi Dam."jawab Deok Man. "tapi memang aku juga agak kurang suka melihat tingkahnya."kata Deok Man. "agak?kau yakin?tingkahnya yang mana?"canda Bi Dam pura-pura tidak tahu. Deok Man memukul lengan Bi Dam dengan bercanda "kau pasti tahu itu Bi Dam.."Deok Man diam lalu berbisik "tapi aku senang mendengar jawabanmu, aku mencintaimu Bi Dam." "aku hanya milikmu seorang Deok Man. aku juga mencintaimu."jawab Bi Dam. Lalu mereka berpisah karena mereka menuju arah yang berbeda.
Deok Man sibuk memeriksa laporan persediaan bibit dan alat pertanian. Dari jendela ruangnya, Permaisuri dan Putri Huang Shi melihatnya. "apa yang sedang dikerjakan oleh Putri Deok Man?"tanya Putri Huang Shi. "nampaknya Putri Deok Man sedang memeriksa laporan yang berkaitan dengan pertanian."jawab Permaisuri. "kapan aku bisa bertemu lagi dengannya?aku ingin berbincang dengannya"tanya Putri Huang Shi. "hari ini ia sangat sibuk..mungkin besok..kau bisa berkunjung ke kediamannya.. Kediaman Perdana Menteri Bi Dam tidak jauh dari sini."jawab Permaisuri. "oh, baiklah"jawab Putri Huang Shi. Lalu mereka berjalan kembali.
Ketika Deok Man sedang beristirahat sejenak di atas tumpukan laporannya. "tok..tok..tok" suara seseorang mengetuk pintu. "ya, silahkan masuk"jawab Deok Man. Bi Dam masuk dengan membawa nampan berisi sepiring kue-kue kecil, serta satu teko teh hijau dan dua gelasnya. "kau harus beristirahat Deok Man..laporan-laporan ini tidak akan lari ketika kau makan kue"kata Bi Dam bercanda. Deok Man tertawa mendengarnya. Lalu mereka menikmati kue dan teh itu bersama. "pekerjaanmu sudah beres?"tanya Deok Man. "sudah, tinggal menunggu hari esok saja."jawab Bi Dam yang sedang makan kue. "hmmm..besok ya..besok aku harus ke tabib untuk pemeriksaan rutin."kata Deok Man sambil berpikir. "apa kau ingin kutemani?"tanya Bi Dam. "jika kau luang dan bersedia"jawab Deok Man. "dengan senang hati aku menemanimu."jawab Bi Dam. Kemudian Bi Dam menunggui pekerjaan Deok Man. Deok Man tidak terlalu suka dibantu di saat ia merasa bisa melakukannya sendiri. Setelah beres dan rapi, mereka meninggalkan ruang untuk pulang. Ketika sedang berjalan keluar Istana, mereka berpapasan dengan Putri Huang Shi. "Ah Perdana Menteri Bi Dam dan Putri Deok Man senang melihat kalian di sini.. Putri Deok Man apakah kau punya waktu luang besok?aku ingin kita makan siang bersama. Kau juga hadir Perdana Menteri."tanya Putri Huang Shi. "dengan senang hati Putri, besok saya akan hadir."jawab Deok Man. "bagus..bagaimana denganmu Perdana Menteri?"tanya Putri Huang Shi. "terima kasih Tuan Putri..akan saya usahakan...kami pulang dulu Tuan Putri."jawab Bi Dam. "ah tunggu dulu Perdana Menteri Bi Dam tolong antarkan aku ke kamarku..aku takut tersesat.."kata Putri Huang Shi sambil memohon-mohon. Mendengar itu Bi Dam berusaha mencari cara untuk menghindarinya. "antarkanlah Putri Huang Shi, Tuan Perdana Menteri..aku akan menunggumu di dalam tandu."kata Deok Man. "baiklah..mari Tuam Putri."kata Bi Dam. Di belakang Bi Dam,Putri Huang Shi menatap sinis Deok Man sekilas. Deok Man agak terkejut melihatnya. Lalu Bi Dam dan Putri Huang Shi berjalan menuju kamar tamu kerajaan "Perdana Menteri Bi Dam, apakah sebelum makan siang besok, kau bisa menemaniku jalan-jalan?tanya Putri Huang Shi. "maafkan saya Tuan Putri, ada tugas penting yang saya harus kerjakan besok..nah sudah sampai Tuan Putri..saya permisi dulu.."hormat Bi Dam lalu pergi. "kau memang pria yang menarik..Bi Dam..dan kau akan jadi milikku" pikir Putri Huang Shi.
Bi Dam berjalan cepat menuju tandunya. "maaf telah membuatmu menunggu lama."kata Bi Dam. Sepanjang perjalanan pulang, Deok Man hanya diam menatap keluar, memikirkan arti tatapan sinis Putri Huang Shi tadi. "mungkin aku salah lihat." bisik Deok Man. "apa yang salah lihat?"tanya Bi Dam penasaran. Deok Man terkejut. Bi Dam tahu istrinya sedang memikirkan sesuatu hingga melamun seperti itu. "oh itu, belum lama ini aku melihat beberapa kain agus dibawa ke Istana dan tadi sepertinya aku melihat kain yang sama..mungkin aku salah lihat. Oh ya setelah dari tabib, aku ingin pergi ke toko kain. Aku ingin membuat selimut dan pakaian untuk anak kita."kata Deok Man. Sebenarnya ia tidak mau berbohong tapi ia sendiri tidak yakin dengan yang dilihatnya."
aku akan menemanimu kemanapun kau mau..oh ya ada sesuatu yang ingin kuceritakan padamu.."jawab Bi Dam. Lalu Bi Dam bercerita mengenai ajakan Putri Huang Shi tadi."untuk apa kau menceritakan itu padaku?"tanya Deok Man menguji. "hmmm..hanya ingin memberitahukan apa yang terjadi barusan..kau tidak suka ya?maaf"jawab Bi Dam dengan nada menyesal. "bukan begitu Bi Dam..aku justru senang kau mau terbuka denganku..terima kasih."jawab Deok Man sambil menyandarkan badannya ke badan Bi Dam.
Mereka pun akhirnya tiba di rumah, lalu makan malam dan beristirahat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar