Pages


Jumat, 21 Mei 2010

CHAPTER 16

Siang hari di Istana.
Tandu dan kuda-kuda pasukan sudah menunggu di depan Istana. Raja, Permaisuri, Deok Man dan Bi Dam berdiri di depan Istana mengantar kepergian Putri Huang Shi. "Yang Mulia Raja, Permaisuri, Tuan Putri Deok Man, dan Tuan Perdana Menteri Bi Dam, saya dan para utusan Wei mengucapkan terima kasih atas segalanya..mohon maafkan saya jika keberandaan saya di sini selama beberapa hari ini telah menyulitkan anda semua.."kata Putri Huang Shi menundukkan badan dan para utusan Wei ikut menundukkan badan. "sama-sama Putri Huang Shi, aku harap kau akan berkunjung lagi ke sini Putri.."kata Raja. Yushin datang menghadap Putri Huang Shi lalu menundukkan kepala. "semuanya sudah siap Putri Huang Shi."kata Yushin. "baiklah, kita berangkat sekarang."jawab Putri Huang Shi. "hati-hati di perjalanan, Putri Huang Shi"kata Deok Man. Putri Huan Shi tersenyum lalu menunduk "sampai jumpa"katanya. Lalu Putri Huang Shi masuk ke dalam tandu, di samping tandunya, Er Wu duduk di atas kudanya. “ Baiklah kita berangkat sekarang…” seru Yushin yang memimpin di depan. Lalu rombongan Putri Huang Shi berangkat keluar dari Istana. “ Kuharap Putri Huang Shi bisa menjadi pemimpin yang baik bagi negerinya..” ujar Deok Man. Bi Dam mengangguk “ya kuharap juga demikian..”

Seminggu setelahnya…
Yushin bersama pasukannya sedang dalam perjalanan pulang menuju Shilla. “hmmm..luar biasa sekali sambutan mereka..kita dijamu di sana selama 3 hari 3 malam..” ujar salah seorang pasukan. “ya..untung saja kita berhasil mengantar Tuan Putri Huang Shi…hmm nama besar Panglima Yushin memang hebat..tak ada satu perampok pun yang mengganggu kita begitu mendengar namanya..” sahut yang lain. “betul itu..Panglima kita memang hebat..” “hei..hei..kalian harus tetap waspada..ingat kita sedang berada wilayah yang berbahaya..” seru Yushin. “tenang saja Panglima..di hutan sepi seperti ini mana ada perampok yang bersembunyi.. ini kan jalur yang jarang dilewati para pedagang..mereka pasti tidak terakhir..” sahut prajurit yang berjalan di samping Yushin. Yushin menghela napas lalu menegur pasukannya itu “Jung In..jangan pernah kau meremehkan segala kondisi..ingat sekarang kita sedang berada di wilayah asing..kita harus tetap waspada..” “ba..baik Panglima…” jawab prajurit yang bernama Jung In.
“Aargh…” teriak salah satu prajurit Yushin. “Sang Woo..kau kenapa?” tanya prajurit di sebelahnya Sebuah panah bersimbah darah menancap di dada prajurit itu. “Panglima.. Sang Woo diserang..” seru teman prajurit itu. “apaa?..” Yushin menghentikan kudanya dan turun untuk memeriksa. Tak lama kemudian dating hujan panah dari semak-semak di sekitar “Panglima kita diserang..” seru Jung In. Yushin bersiaga menghindari hujan panah. Tak lama kemudian muncul sekelompok orang mengenakan pakaian dan penutup wajah hitam. Jumlah mereka lebih besar daripada rombongan pasukan Yushin. “bunuh mereka..tangkap Panglimanya..” seru seseorang yang tampaknya adalah pemimpin mereka. Pertempuran yang tidak seimbang itu pun tak terhindarkan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar