SCANE 10
lee han- 01 desember 2007-pusan
"baiklah kalau ini yang kau inginkan, tapi ingat! Kau harus bisa menjaga dirimu sendiri. Jangan mudah percaya dengan orang lain, kalau ada apa-apa kau langsung hubungi ayah. Kau mengerti lee han?"pesan ayah padaku, aku ingin tertawa sekaligus terharu melihat ayah memperkakukan ku seperti anak kecil. Baik lah aku memang anak kecil, tapi aku adalah anak kecil yang telah tumbuh dewasa. Beberapa bulan lagi, kelas 12 ujian akhir, dan aku akan ikut ujian itu. Aku yakin pasti bisa, sudah beberapa kali aku berhasil loncat kelas, kali ini aku pasti bisa. Aku akan mengambil beasiswa kuliah di seoul, aku pasti bisa.
"iya ayah, lee han akan mengingat nya. Tapi ayah juga harus mendengarkan lee han, menikahlah dengan bibik hyeon jeong dan nikmati hidup ayah." ujar ku tulus.
Ayah tersenyum, "lee han, kau tidak mengerti juga ya?. Pernikahan itu adalah suatu ikatan suci, tidak bisa di lakukan semudah itu!."jawab nya lalu menghirup teh yang baru saja ku hidangkan bersama cemilan sore.
"selama ini ayah hanya memikirkan ku, dan tidak pernah memikirkan diri ayah sendiri. padahal aku bukan anak kandung ayah, Aku harap ayah mempertimbangkan saran ku, satu-satu nya harapan ku adalah melihat ayah bahagia."teringat olehku akan apa yang telah ayah perbuat untuk ku, sekali pun tak pernah aku merasakan perlakuan seorang ayah angkat dari nya.
"lee han, apa yang kau katakan?. Melihat mu hidup dengan baik adalah kebahagian bagi ayah, Jangan menyebut kalau kau anak angkat, kau itu anak ayah."ayah menggoda ku dengan memasang wajah seolah olah sedih.
Sebenarnya aku hanyalah anak angkat ayah, aku tidak tahu siapa orang tua ku, dan kapan hari ulang tahun ku yang sebenar nya?. Satu-satunya yang diberikan oleh orang tua ku adalah nama ini, nama ku. Aku tidak marah atau pun merasa dendam karena mereka telah membuang ku, aku yakin mereka sangat menyayangi ku, mereka pasti mempunyai alasan mengapa mereka membuang ku. Sejak 6 tahun yang lalu saat aku tahu kenyataan ini, Aku berjanji akan menemukan mereka dengan cara ku. Jujur saja, terkadang aku merasa sedih dan berpikir untuk melupakan mereka lalu berpura-pura tidak tahu dengan semua ini.
Saat aku merasa buruk dan sedih, aku melampiaskan nya dengan hal-hal positif seperti belajar, atau merileks kan pikiran ku dengan melihat pemandangan dan juga mendengar kicauan burung yang membuat hati ku tenang, tapi yang menjadi faforit ku adalah mendengarkan kicauan burung. Untuk itu, aku membuat tempat makan burung di halaman belakang, banyak burung liar yang datang untuk makan dan yang paling menyenangkan adalah burung-burung itu jinak dengan ku mereka sering menghinggapi ku, di pundak, di lengan, kadang di kepala, aku sangat menikmati saat-saat bermain dengan mereka.
Bibik hyeon jeong juga punya hobby yang sama dengan ku, yaitu melihat pemandangan dan mendengar kicauan burung. Aku dan bibik hyeon jeong sangat dekat, kami sering menghabiskan waktu bersama. Terkadang aku merasakan sosok seorang ibu yang ku rindukan dari nya, bersama nya membuat aku nyaman. 13 thn yang lalu ia kehilangan ke 3 putra kembar nya, warga desa mengatakan kalau bibik di tinggal kan suami nya. itu pasti sangat berat bagi nya, apalagi setelah orang tua nya meninggal, bibik hidup sebatang kara. Ayah sangat baik dengan bibik hyeon jeong, anak kecil sekalipun pasti tahu kalau ayah menyukai bibik saat melihat ayah menatap bibik diam-diam, tapi nama juga ayah ku yang sangat keras kepala, mana mau ia mengakui nya?. Wajar saja kalau ayah menyukai bibik hyeon jeong, ia sangat cantik kalau baru bertemu dengan bibik, pasti orang itu akan mengira bibik seorang gadis remaja. Banyak pRia yang melamar bibik, tapi ia selalu menolak nya, aneh bukan?.
Tapi entah mengapa aku sangat membenci hujan, perasaan ku menjadi buruk lalu aku sangat sedih dan merasa sakit. Aku bingung mengapa bisa seperti itu?, sampai sekarang pun aku belum menemukan jawaban nya. Mungkin karena aku tidak bisa melihat pemandangan & mendengar kicauan burung, y . . . . Mungkin saja.
"ayah, aku memberi makan burung dulu y?"aku menuju ke halaman belakang dan mulai menaburkan padi, sekejap burung-burung datang dan memakan padi-padi itu dengan lahap.
"nam gil, kau sedang apa?"tanya seseorang yang mengagetkan ku.
Saat ku melihat ke arah datang nya suara, aku tersenyum dan menyapa nya. "im ah?, oh . .aku sedang memberi makan burung-burung ini. Apa kau mau ikut?"ajak ku tulus.
"tentu saja!" jawab nya tegas lalu mendekat ke arah ku dengan tersenyum ramah.
"hati-hati, paruh mereka tajam sekali nanti tangan mu terluka."jelas ku pada nya.
Im ah tersenyum,
"nam gil, kau ini sudah baik, pintar pula. Em . . . Kabar nya kau mau ikut ujian akhir bersama kelas 12 ya? , sekarang aku 3 tingkat di bawah mu padahal waktu SD kelas 2 kita setingkat."puji im ah, dulu aku dan ia duduk satu bangku dan kami cukup dekat. Ia anak perempuan yang baik dan lucu.
"hahaha" aku tertawa saat im ah kaget dan sedikit menjerit karena ada seekor burung hinggap di kepala nya. "kau bisa saja!, aku tidak sebaik itu." sanggah ku. "aku ingin ikut ujian akhir dan mendapatkan beasiswa kuliah di seoul, ngomong-ngomong kau tahu dari mana?" tanya ku bingung.
"siapa yang tidak kenal dengan lee han?, anak jenius dari pusan?"goda nya.
"min ra!!, mau lari kemana kau?."teriak seseorang.
Kami tahu dengan pasti siapa pemilik suara itu, dia adalah dong si teman kami yang sangat tomboy. sebenar nya aku sedikit takut dengan nya tenaga nya kuat sekali, suara nya juga besar. Walau batang hidung nya belum kelihatan, suara nya menggelegar sampai ke ubun-ubun. Tak lama kemudian, terlihat min ra yang lari dengan wajah pucat.
Min ra bersembunyi dibalik kendi air, "syuttt . . . , bilang saja kalian tidak melihat aku" pinta nya sambil memonyongkan mulut menyuruh kami bertingkah seperti biasa-biasa saja dan menyembunyikan nya dari dong si.
"ada apa dengan mereka?"tanya ku bingung.
"sudah lihat saja, nanti juga kita tahu dengan sendiri nya!."jelas im ah sambil melihat ke arah jalan menunggu apa yang akan terjadi.
Dong si mendekat ke arah kami, dengan tampang kesal. Seperti nya kami tahu apa penyebab nya, pasti min ra menjahili dong si lagi. dan kami tahu dengan pasti apa akibat nya jika tidak bekerjasama dengan nya.
"mana min ra?" tanya nya sambil mengepal kan tangan.
Kami tidak mau terlibat dengan masalah mereka , dan tanpa sengaja secara bersamaan aku dan im ah mengarahkan jari telunjuk kami ke arah dimana min ra bersembunyi. Min ra lari terbirit-birit namun tanpa sadar ia menabrak sepasang angsa yang baru saja menetaskan anak-anak nya, angsa itu marah dan mengejar min ra. Min ra berlari ke arah dong si dan kami berdiri, dengan cepat kami juga lari demi menyelamatkan diri masing-masing. Kami tertawa sepanjang jalan, lalu bermain air di kolam saat akhirnya angsa-angsa itu berhenti mengejar kami. Kami saling menertawakan diri satu sama lain, saat mengingat ekspresi yang menggelikan sepanjang jalan, dong si yang terjatuh sampai jungkir balik, min ra yang tanpa sengaja menabrak pohon saat lari, aku yang tersandung batu dan membuat kami semua tercebur ke kolam, terlebih lagi im ah yang mengangkat rok nya tinggi-tinggi dan berlari mengalahkan kami bertiga yang pada awalnya berada di depan nya. Sampai sore hari kami menghabiskan waktu dengan bercanda bersama, aku sangat bahagia.
Lee yo won- 01 desember 2007- seoul.
-halaman belakang rumah nam gil-
"ah . . . . , dasar burung jelek!"teriak ku panik, saat burung itu hinggap di atas kepala ku, dan mencengkram rambut panjang ku dengan kuku nya yang tajam.
"hei ,jangan memukul sembarangan!. Jelek? Enak saja, yang jelek itu kau!" teriak nam gil kesal, saat aku menghempaskan burung itu hingga beberapa helai bulu nya lepas.
"salah siapa coba?, burung itu yang mencari gara-gara dengan ku?"balas ku kesal.
Kak ye jin membantu ku berdiri, "sudah-sudah, dari tadi kalian berdua bertengkar terus!. Kapan selesai nya?" kak ye jin menengahi.
"seharusnya tugas ini sudah selesai, ini semua gara-gara yo won!"tuduh nam gil pada ku.
"e . .e . .e . . . , jangan asal ngomong y?, kenapa menyalahkan ku?. Enak saja!, memangnya dari tadi siapa yang mengerjakan nya?, Kerjaan mu hanya ngobrol seperti anak autis dengan burung-burung jelek itu!"sanggah ku dengan sangat kesal.
"dasar tidak tahu diri, kalau kau tidak bertingkah manja dan koma begitu lama nya, tugas ini sudah selesai!."teriak nam gil.
"nam gil"bentak kak ye jin, agar nam gil diam.
"biarkan saja, agar dia tahu diri!. Kau itu lama sekali koma nya, kau disuruh mengerjakan sendiri kalau kau sadar."lanjut nam gil.
"nam gil"kak ye jin meninggikan suara nya.
"tapi ye jin mengambil resiko dan memutuskan menunggu mu sadar, dan tahu akibat nya? Tugas untuk kelompok ini di jadikan dua kali lipat!. Ini semua salah mu!"tegasnya sambil menunjuk wajah ku.
"lagi pula siapa minta kalian menunggu ku?, siapa yang manja, jaga mulut mu itu, dasar bayi!"ku balas berteriak.
"sudah!, kalian berdua hentikan!!"kak ye jin berusaha merelai kami.
"kau yang seharusnya menjaga mulut mu itu, kau tidak pernah diajari oleh mama kandung mu y?, kasihan!"ejek nam gil.
"tahu apa kau tentang mama kandung ku?, sebaiknya tutup mulut besar mu itu!."jawab ku kesal, aku keluar setengah berlari. Perkataan nam gil membuat hati ku sakit, aku benci dia.
KIM NAM GIL- 01 Desember 2007- SEOUL
"trimakasih nam gil, kau sangat membantu"singgung ye jin.
"hei apa salah ku?"tanya ku bingung.
"salah mu apa?, dasar kau ini menyebalkan!. Kenapa kau harus menyinggung ibu kandung nya?"jelas ye jin kesal.
"memangnya kenapa?, dia mudah sekali marah ya?."aku mengambil kue yang ada di meja, dan menggigit dengan potong besar.
"ibu sudah meninggal, ya sudah kita lanjut kan besok saja. aku pulang dulu ya, mana yo won."ujarnya lalu berjalan keluar.
"uhk . .uhk . . ." Aku tersedak, "sudah meninggal?, aduh. . . . . . . . Kali ini aku yang salah."ujar ku penuh sesal, dan segera keluar untuk minta maaf.
"nam gil, kau lihat yo won?"tanya ye jin panik, saat kami bertemu di teras luar.
"yo won?"aku balik bertanya.
"iya yo won, kata supir yo won belum keluar!."jelas ye jin.
Aku sedikit tertawa, "jangan katakan kalau dia tersesat?"ejek ku.
"kau tolong aku mencari yo won y?"pinta ye jin, ia menarik ku masuk dan menyuruh berpencar.
"ada-ada saja dia itu, selalu membuat ku repot"keluh ku kesal, lalu mulai mencari di tiap ruangan satu-persatu.
Lee yo won- 01 desember 2007- seoul.
"aduh , , mana pintu keluar nya?" keluh ku kesal, sejak tadi aku hanya berputar-putar dan tidak tahu mana pintu keluar nya. Tadi aku sangat kesal dan meninggalkan nam gil dengan kesal, tapi bodoh nya, aku tidak memperhatikan jalan sampai akhirnya tersesat. Ini memalukan sekali, bisa-bisa nya aku tersesat di rumah nam gil, pasti dia akan menertawakan aku dan mengejek habis-habisan.
"mama?"aku sangat terkejut, aku melihat mama. Apa benar itu mama?, dia sangat mirip. Aku mengikutinya naik tangga, lalu tiba-tiba ia menghilang. Aku sangat sedih, lalu kulihat salah satu tirai bergoyang, mungkin mama lewat sana, kupercepat langkah ku, dan aku menemukan mama ia sedang membawa nampan.
"mama!"aku memanggil nya, tapi terlambat, ia menghilang di tikungan lorong. Aku berlari mengejar nya, aku tidak bisa mengeluarkan satu kata pun karena begitu senang. Sudah dekat tikungan, aku semakin mempercepat lari ku. Saat aku tiba di lorong, aku melihat seseorang. Aku sangat terkejut.
kim nam gil- 01 des 2007 - seoul.
"mana anak itu?, menyusah kan saja" keluh ku kesal.
Aku berpapasan dengan bibik maya,"sore tuan muda" sapa nya.
"sore" balas ku, "bik bisa minta tolong gak?" tanya ku sedikit ragu.
Bibik tersenyum, "tentu saja tuan muda" jawab nya dengan segera.
Aku masih ragu, "tolong ambil kan makanan burung di gudang, tapi yang ada vitamin dan campuran biji-bijian." jelas ku rinci.
Bibik terlihat sedikit bingung, "baik tuan muda, bibik permisi dulu" jawab nya lalu langsung pergi menuju gudang.
"apa bibik bisa membedakan nya ya?" ujar ku bingung, lalu menaiki anak tangga lagi.
Saat menaiki anak tangga terakhir, aku berubah pikiran. Bibik sangat ceroboh, aku tidak bisa membayangkan kalau semua burung ku mati akibat nya. Aku berbalik arah dan mulai menuruni anak tangga, namun baru 3 langkah menuruni anak tangga aku berubah pikiran lagi.
"bibik tidak bodoh!, ia bisa minta tolong dengan yang lain." aku berusaha meyakini diri ku sendiri.
Aku berputar arah lagi dan mulai menaiki anak tangga, 'BRUKKK' Seseorang menabrak ku.
'a . . . . .a . . . . . .a . . . . . . . .a . . . ' teriak kami kompak, saat kami terjatuh dari atas sampai ke bawah.
"aduh . . . "keluh ku sambil menahan sakit, "kau tidak punya mata y?, eh yo won" aku terkejut.
"mama . . . . , apa kau melihat mama ku?"mata nya dengan cepat melihat sekeliling dan seperti nya sedang mencari seseorang.
"mama mu?"tanya ku bingung.
"iya mama ku?, maksud ku apa kau melihat seorang wanita lewat sini?"ia menatap ku dengan penuh harapan. aku tidak begitu mengerti, tapi kemungkinan ia mengenal bibik maya, y mungkin saja.
"kau mencari seorang wanita yang melewati tangga ini sebelum kita bertabrakan?"tanya ku meyakinkan.
Yo won yang masih dalam posisi duduk mendekati ku, lalu memegang kedua pundak ku, dan menatapku dalam. "iya, apa kau melihat nya?. Tolong beritahu aku?, cepat nam gil, katakan?"pinta nya dengan tatapan berkaca-kaca.
"i . .i . .ya . . , aku melihatnya"jawab ku gugup.
"dimana dia sekarang?, tolong tunjukan?. Aku ingin bertemu dengan nya?"pinta tak sabar dan tetap dalam posisi yang sama, namun kali ini dia menangis.
Aku semakin gugup beradu pandangan dengan mata yo won, "tadi, aku menyuruhnya mengambil makanan burung di gudang" jawab ku.
Yo won menangis sambil tersenyum, "katakan, lewat mana?" tanya nya dengan terburu-buru.
Aku mengarahkan tangan ku, diiringi dengan lirikan mata yo won yang mengikuti. "lewat sana!, belok kanan dua kali, dekat halaman belakang" jelas ku.
Yo won berlari sambil menangis, dan tanpa mengatakan apa-apa, padahal aku belum selesai bicara. "hei . . . !" teriak ku keras. "nama nya bibik maya!"teriak ku lagi.
Tiba-tiba ye jin datang dan menjitak kepala ku. "kau apakan adik ku?" tuduh nya.
Ye jin kelihatan menakutkan, "hei . . .aku tidak melakukan apa-apa, malah aku membantu nya!" jawab ku kesal.
Ye jin menatap ku dengan pandangan curiga, "apa benar begitu?" ia diam sejenak, "LALU MENGAPA DIA BERLARI SAMBIL MENANGIS?" teriak nya kesal.
Bulu kuduk ku berdiri, ternyata ye jin sangat menyeramkan kalau sedang marah. "a . .a . .ku tidak tahu"jawab ku gugup, "tapi dia mencari seorang wanita, dan sebelum nya ia bertanya di mana mama nya?" terang ku dengan bingung.
Tiba-tiba tlp ye jin berbunyi, "iya pa?" jawab nya singkat lalu menutup tlp nya. Kemarahan Ye jin mereda, "apa dia berfikir telah melihat mama nya?"guman nya, ia berjalan meninggal kan ku
lalu mengejutkan ku dengan tiba-tiba berbalik dan bertanya, "lewat mana?"tanya nya.
"lewat sana!, belok kanan dua kali, dekat halaman belakang."tunjuk ku.
Ye jin berjalan dengan berguman tidak jelas, "ada apa dengan mereka?" aku semakin bingung dan hanya bisa mengikuti dari belakang.
Lee yo won- 01 des 2007-seoul
aku berlari dengan cepat, aku tidak sabar lagi.setelah sampai di gudang kulihat ada seorang wanita di dalam nya, aku mendekat dan menyentuh pundak nya.
"mama?, kau kah itu"tanya ku.
Ia membalikan tubuh nya dan aku kecewa, "maaf nona?, ada apa?" sapanya.
"apa bibik yang disuruh mengambil makanan burung?"tanya ku memastikan.
Ia tersenyum ramah, "makanan burung nya sedang di cari nona, belum ditemukan. Mohon tunggu sebentar," pinta nya sopan, lalu membuka-buka beberapa tumpukan barang.
Aku kecewa, ternyata dia bukan mama. Aku meninggalkan nya tanpa mengatakan apa-apa, dan di jalan aku perpapasan dengan kak ye jin.
"yo won?"sapa nya khawatir.
"kak, ayo kita pulang?. Aku . . .sangat lelah. . ."pinta ku.
Tanpa banyak tanya, kakak mengiringi langkah ku. Ia mengangguk, "ayo kita pulang" jawab nya lembut.
"hei . . Kalian mau kemana?" tanya nam gil bingung.
"yo won kelelahan, besok saja kita bicara lagi."jelas kak ye jin.
Kami pulang, di dalam mobil aku diam saja, hanya melihat jalan yang kulalui. Aku tidak sedih, atau kecewa. Aku merasa bahagia karena melihat mama , walau hanya sekilas dan membuat aku kecewa dia bukan mama. Mama . . .yo won merindukan mu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar