Pages


Sabtu, 13 November 2010

Our Future Still Continue Chapter 59: Miss Daddy So Much



3 hari sebelum keberangkatan. Pagi hari. Ruang Kerja Raja.
“Kepala Pengawal Alcheon..apakah  pengawalan untuk Putri Deok Man sudah siap?” tanya Yang Mulia Raja.  Alcheon menundukkan kepalanya “sudah Yang Mulia…hari ini rencananya hamba akan membicarakannya dengan Tuan Putri Deok Man dan Tuan Perdana Menteri…” Yang Mulia Raja mulai membuka gulungan di hadapannya “kuharap kau membuat rencana pengawalan yang terbaik untuknya…”  “ya Yang Mulia..” jawab Alcheon.

Siang hari. Ruang Kerja Perdana Menteri Bi Dam
“Tuan Putri Deok Man memasukki ruangan..”  seru seorang kasim penjaga pintu. Bi Dam dan Alcheon menghentikan diskusi mereka dan member hormat. Bi Dam tersenyum menyambut istrinya. Di hadapan mereka tergantung peta besar yang sepertinya menggambarkan rute perjalanan yang akan Deok Man lalui untuk sampai ke Tang. Deok Man member anggukan kepada Alcheon, agar ia segera memulai penjelasannya. Alcheon pun mulai memberikan penjelasan tentang daerah mana saja yang akan Deok Man lewati, berapa pengawal yang akan mengawalnya, berapa pasukan yang akan menyamar mengawasinya saat berada di kota-kota, dan penjelasan mengenai sistem keamanan lainnya. Deok Man hanya diam dengan seksama memperhatikan penjelasannya.  “kurasa pengawalan di daerah Chinju kurang…dan menurutku pengawalan untuk di daerah perbatasan kita dengan Baekje harus ditambah…” Bi Dam menunjuk peta dengan tongkatnya setelah Alcheon selesai menjelaskan. Alcheon pun terdiam sejenak berpikir. “hmm..apakah penambahan 10 pasukan masih kurang?” tanyanya. Bi Dam pun diam sebentar sebelum akhirnya mengangguk. “oh ya mengenai pengawalan di T'aean, apakah tak bisa lebih diperketat lagi?” tanya Bi Dam. “saya rasa akan sulit Tuan..karena penguasa daerah setempat, ingin daerah tersebut menjadi wilayah netral antara Tang, Baekje dan Shilla..hampir seluruh penduduk di sana hidup dari hasi perdagangan dengan 3 negara ini..pengawal yang dibawa sudah mencapai batas yang ditentukan peraturan yang berlaku di sana…” jawab Alcheon. Setelah mendengarkan diskusi mereka, Deok Man akhirnya bangun dari duduknya dan bicara “kurasa sistem pengawalan ini sudah lebih cukup bagiku…aku yakin Alcheon sudah membuat perencanaan yang matang..dan aku sangat berterima kasih karenanya..”  Deok Man tersenyum kepada Alcheon. Alcheon segera menundukkan kepalanya “sudah kewajiban bagi saya sebagai kepala pengawal Kerajaan untuk menjaga setiap anggota keluarga kerajaan..” jawab Alcheon.  Deok Man menatap peta di hadapannya “kurasa hari ini pembahasannya cukup sampai di sini..kupikir perencanaan ini sudah baik dan tinggal menunggu pelaksanaannya..” “ya Tuan Putri..saya sendiri yang akan mengawal Tuan Putri sampai ke perbatasan Seoraboel sebelum dikawal oleh pasukan yang akan menjemput..” Deok Man tersenyum kepadanya “sekali lagi terima kasih Alcheon...” Alcheon pun memberi hormat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan. “bagaimana menurutmu?apakah ini berlebihan?” tanya Bi Dam pada istrinya.  Deok Man masih menatap peta di hadapannya. Dia yakin pasti ini juga salah satu penyebab mengapa suaminya pulang larut akhi-akhir ini. “hmm..aku rasa ini lebih dari cukup bagiku..pengawalanku hampir sama ketatnya dengan pengawalan seorang raja…” jawab Deok Man santai. Bi Dam masih menatap peta itu, menelusuri garis-garis pada peta dengan tongkatnya.  Tiba-tiba Deok Man mengambil tongkat itu dari tangannya. Bi  Dam menoleh menatap istrinya. Deok Man meletakkan tangannya di atas pipi suaminya. “kau terlihat sangat lelah Bi Dam..” gumamnya. Bi Dam tersenyum, mengambil tongkatnya kembali  dan meletakkan tangannya di atas  bahu istrinya “dan semua rasa lelah itu akan hilang begitu aku melihatmu..” Deok Man tersenyum dan menggenggam erat tangan Bi Dam di bahunya.

Kamp Militer Shilla.
“tap..tap..tap..” seorang prajurit melangkah masuk ke dalam kamp Panglima Yushin. Ia memberi hormat kepada Yushin yang sedang mengamati peta strategi di hadapannya. “apakah ada perkembangan terbaru?” tanya Yushin. “ya Panglima..saya baru saja mendapat laporan dari mata-mata kita di Goguryeo..” “apa itu?” tanya Yushin. “ia menemukan bahwa alasan Goguryeo beraliansi dengan Wa lalu menyerang Wonju adalah karena ada informasi yang beredar bahwa kita akan mengadakan invansi besar-besaraan ke sana dalam waktu kurang dari 3 bulan. “bagaimana bisa ada kabar seperti itu?apakah kau yakin?” Yushin kaget begitu mendengarnya. “ya Panglima…oleh karena itu, Goguryeo mengundang aliansi dengan Wa, dengan alasan mereka mendengar kabar bahwa Shilla akan menyerang besar-besaran…”  “kalau begitu kuperintahkan untuk mencari tahu siapa yang telah menyebarkan berita itu..laksanakan..” ujar Yushin tegas. “baik Panglima..” Prajurit itu langsung memberi hormat dan pergi keluar dari kamp itu. “siapa yang menyebarkan berita bohong itu?“ pikir Yushin.

Kamar Putri Deok Man. Sore hari
Sementara Soo Hye menemani kedua anaknya bermain di luar, Deok Man sedang membaca buku di mejanya. Buku-buku mengenai segala sesuatu tentang Dinasti Tang.  Apalagi Kaisar Taizong terkenal menyukai tanya jawab filsafat yang terkadang membuat para pejabat Tang kebingungan bagaimana menjawabnya. “Bùyào zuò nǐ bù xīwàng biérén duì zìjǐ zuò..” Deok Man membaca bukunya dalam bahasa mandarin.  “Jangan lakukan pada orang lain apa yang kau tidak ingin dilakukan pada dirimu sendiri ..“ itulah artinya. Itu adalah salah satu ajaran Konfusius, salah satu filsuf ternama di sana. “sraak..” Soo Hye melangkah masuk sambil menggendong Yoo Na dan Yun Ho. “...mma..” Yun Ho dan Yoo Na berceloteh sambil  menunjuk-nunjuk ke arah ibu mereka. Deok Man tersenyum lalu bangun dari duduknya,  menghampiri mereka dan mengambil mereka dari gendongan Soo Hye. “omma..” Deok Man mengajarkan mereka cara memanggilnya yang benar.  “maa..mma..” celoteh mereka. Deok Man tersenyum menghela nafas panjang. Setidaknya Yun Ho dan Yoo Na sudah mulai bisa memanggilnya meskipun masih menggunakan bahasa bayi. “ma..mma..” atau “ba..mma..” itulah panggilan yang ditunjukkan untuknya. Sedangkan untuk Bi Dam adalah “baa..baa..”  Yoo Na menunjuk-nunjuk ke arah baju Bi Dam yang tergeletak di atas tempat tidur.  Anak itu tahu bahwa itu adalah pakaian yang sering dipakai ayahnya jika sedang bersama mereka. “baa..baa..” celotehnya sambil berusaha pakaian itu. Deok Man agak kewalahan menggendong mereka, lalu menaruh mereka di atas tempat tidur agar bisa meraih apa yang mereka mau. Yoo Na dan Yun Ho seakan-akan sedang berlomba merangkak ke arah baju Bi Dam lalu mengambilnya.  “maa..mma.. baa..baa..?” celoteh mereka sambil memegang baju itu dan menatap Deok Man. Deok Man bisa mengerti kalau mereka pasti menanyakan ayah mereka yang sudah lama tak mereka lihat. Selama beberapa hari ini, Bi Dam selalu pergi di saat mereka belum bangun dan pulang larut saat mereka dan dirinya sudah tertidur,  padahal biasanya, setiap pagi dan malam, Bi Dam pasti akan menggendong mereka dan bercakap-cakap dengan mereka. “kalian rindu appa ya?” tanya Deok Man sambil memeluk mereka di atas pangkuannya dan mengecup kening mereka berdua.”maafkan omma ya..karena omma, kalian jadi tak bisa bertemu appa..” pikirnya dengan wajah muram.

Malam hari. Kamar Putri Deok Man
“sraak..” Bi Dam membuka pintu pelan-pelan.  Dilihatnya, Deok Man sedang menidurkan Yoo Na dalam gendongannya. Bi Dam berjalan lalu berdiri di sampingnya. Deok Man pun meletakkan putrinya yang sudah terlelap di samping kakak kembarnya yang sudah tidur lebih dulu.  “aku sangat merindukan mereka..” gumam Bi Dam lalu mengecup kening kedua anaknya satu persatu “mereka sangat merindukanmu..Bi Dam…bahkan mereka membawa pakaianmu ke tempat tidur mereka…” jawab Deok Man.  Bi Dam bisa melihat pakaiannya yang tergeletak berantakan di samping putranya.  Ia tidak jengkel atau marah malah tersenyum.  “aku tahu kau sedang sibuk dengan semua ini..semua karena aku, kau jadi sibuk dan tak bisa bertemu dengan anak-anak..aku bersalah terhadapmu dan mereka..”  gumam Deok Man. Bi Dam menatap istrinya lalu menarik kedua tangannya dan menggenggamnya erat-erat. “kau tak perlu merasa bersalah terhadapku ataupun terhadap anak-anak..karena kau sendiri juga sudah berkorban cukup banyak untuk kami bertiga.. seharusnya aku lebih cepat menyelesaikan pekerjaanku tadi..hanya itu masalahnya…” lalu ia mengecup kening istrinya  “jadi kau tak perlu merasa bersalah padaku atau anak-anak..lagipula semuanya sudah beres besok pagi jadi mulai besok aku bisa pulang seperti biasa lagi..aku bisa meluangkan waktu di sore hari untuk anak-anak..” Deok Man tersenyum mendengarnya. “dan juga waktu untuk..” Bi Dam mendekatkan wajahnya, menarik istrinya lebih dekat dengannya. “bersamamu..” lalu ia mencium istrinya. Deok Man tersenyum dan membalas ciumannya itu.

6 komentar:

  1. Wah, udah ada chap yang 59. Hihihihkkk...^^. Yang ini belom kubaca langsung riview ajah...
    Btw, sekarang blog'na sulit dibuka via mobile. Jadi harus buka lepie.
    Gimana kalau sist Miya buat blog'na biar bisa mudah dibuka via mobile?? *agak repot kalo harus buka" lepie*.
    Selamat ber-UTS-ria...^^ Semoga sukses...
    _GongjuHime_

    BalasHapus
  2. @GongjuHime: wah makasih atas reviewnya n dukungannya hhe..waduh kok bisa gt?blognya cuma saya ganti theme'nya sama designnya templatenya..sisanya ga diapa2in (karena ngga gt ngerti soal blog2an hhe)..kalo aktif di FB bisa kok aku tag-in notes chapter2 berikutnya..mampir aja ke http://www.facebook.com/pages/eLfanfic/155843127767847 di situ aku suka post link2nya atau add aku di http://www.facebook.com/profile.php?id=1187348407

    BalasHapus
  3. oh ya..ini juga udah aku post di http://www.fanfiction.net/tv/Queen_Seon_Duk/ ^^

    BalasHapus
  4. Sist Miya di Fb tu account'na Teresia Dian yah??
    W jarang buka" Fb sih, paling cuma buka kalo mau iseng" doank. Trus kalau di Fb kan gak bisa langsung banyak dapet Chapter'na, harus satu-satu. Jadi memori halaman tersimpan di opera mini HP cepat penuh. Jadi kalo gitu w terpaksa langsung hapus habis baca. Biasa'na disimpen dulu, lo dah bosan baru dihapus.
    Yah tapi w dah keburu suka ma fic ni jadi takapalah.
    Btw, w juga udah ripiu fic ini di ffn.
    Oke deh lo githu...
    Selamat berjuang untuk UTS...*fight*
    Semoga UTS cepet kelar, biar sist bisa posting chapter 60.^^v
    _GongjuHime_

    BalasHapus
  5. @gongjuhime: iya c mesti satu2 bacanya hhe...tapi bisa kok tadi w buka dari hp..manknya sista pake opera mini versi brapa?kalo opera mini w malah sensi ma FFN..susah bgt buka itu..hhw..berdoa aja UTS saya besok lancar biar senin malamnya bisa upload yg chapter 60 coz selasa saya libur..hhe

    BalasHapus