Pages


Senin, 01 November 2010

Our Future Still Continue Chapter 52: The Swords




Pagi hari. Kamar Putri Deok Man.
Deok Man membuka matanya perlahan. Ia merasa ada yang janggal dengan pagi hari ini. Dan benar saja, tempat tidurnya di sisinya sudah kosong. “Bidam?” panggilnya.  Tak ada satu pun suara menyahutnya.  Deok Man pun bangun dari tempat tidurnya untuk bersiap-siap. “Tuan Putri?apakah Tuan Putri sudah bangun?hamba membawakan sarapan…” kata Soo Hye dari luar pintu. “masuklah Soo Hye..” jawab Deok Man. “apakah kau melihat Tuan pergi pagi ini Soo Hye?” tanyanya. “ya Tuan Putri hamba sempat berpapasan dengan Tuan…tadi pagi-pagi buta, seorang kasim datang untuk bertemu Tuan di depan pintu,kasim itu memberiathukan sesuatu pada Tuan lalu setelahnya, Tuan pun segera memakai pakaian sangdaedeungnya dan pergi…sepertinya ada kejadian darurat yang mengharuskan Tuan mengenakan pakaian Sangdaedeungnya sepagi itu…”  “ada apa ini sebenarnya?” pikir Deok Man. Ia menghela napas panjang memikirkannya.

Istana. Ruang kerja Perdana Menteri
“apakah semua penduduk sudah dievakuasi?” tanya Bi Dam sambil mebaca laporan-laporan di hadapannya secepat mungkin. “sudah…penduduk di wilayah Wonju sudah dievakuasi dan diungsikan ke wilayah yang ditunjuk Tuan Perdana Menteri?..” jawab salah seorang pejabat sambil menyerahkan sebuah gulungan laporan pada Bi Dam. Bidam segera membaca laporan itu dengan seksama  “lalu apakah pasukan sudah menyiapkan serangan balasan?bagaimana?” “ sudah..dibawah pimpinan Jenderal Baek Ui dan Imjong, mereka menyerang balik..namun belum ada kabar terbaru tentang serangan balik mereka..” “perkuat wilayah kita yang berbatasan dengan Goguryeo…baik berbatasan langsung, maupun tidak..tambah pasukan jika perlu…”  jawab Bi Dam serius.

Kediaman Bangsawan Il Myung Min.
“paman..paman mau apakan semua pedang ini?” tanya Young In yang berjalan di belakang pamannya sambil membawa beberapa pedang dengan kedua tangannya. Zhi Youn menatap dengan seksama pedang yang sedang dibawa oleh kakak sepupunya, You Hee.  “apa yang aneh dengan pedang ini? gagangnya memang sama dengan gagang pedang prajurit Shilla memang terasa lebih ringan dari biasanya ..apakah ini pedang cacat?seharusnya pedang cacat langsung dibuang..” komentarnya sambil mengamati pedangnya dengan seksama. “bukan cacat Zhi Youn..pedang-pedang ini memang bukan buatan sini..oleh karena itu Tuan Perdana Menteri meminta pedang ini diselidiki asalnya darimana...”jawab  Bangsawan Il Myung Min. “aku memang tak mengerti soal dunia pedang..tapi jika Tuan Perdana Menteri sampai turun tangan langsung mengenai masalah pedang ini pasti pedang ini adalah masalah penting..” sahut Yuri yang bingung mengamati pedang yang dipegangnya. “apa bedanya pedang ini dengan yang lain?” gumamya. “aku tak peduli..yang penting gara-gara pedang ini..Tuan Perdana Menteri bisa datang ke sini..mimpi apa aku semalam sampai bisa berada seruangan dengan Tuan Perdana Menteri…tampannya..senangnya hari ini..” sahut You Hee. “benar sekali kak..Tuan Perdana Menteri sangat tampan..seandainya aku bisa bercerita pada ayah ibu di rumah tentang siapa yang aku temui hari ini..” sahut Young In. Tiba-tiba Bangsawan Il Myung Min berhenti berjalan dan menatap keponakan-keponakannya. “tapi kalian ingat kata-kata Perdana Menteri bahwa ini adalah rahasia..jangan sampai kalian menyebarluaskannya..kalian mengerti?” tanya Bangsawan Il Myung Min. “baik paman..” jawab mereka berempat.  “tapi jika benar pedang ini adalah pedang pembunuh bayaran..apa mungki n pembunuh ini berasal dari sana?..pedang ini pasti kunci yang bisa mengungkap siapa pelakunya..” pikir Bangsawan Il Myung Min.

Siang Hari. Istana. Ruang Kerja Raja.
Yang Mulia Raja sedang duduk membaca laporan yang baru saja dibawakan oleh kasim, dengan Bi Dam yang duduk di sisinya.  “jadi Wa berada dibalik semua ini? apa semua baris pertahanan kita sudah diperkuat?” tanya Yang Mulia Raja. “sudah Yang Mulia, hamba sudah meminta Kementerian Pertahanan untuk menambah jumalah pasukan di wilayah perbatasan Shilla dengan Goguryeo..amunisi senjata juga sudah ditambah dan diperbaharui.. sepertinya Wa memang sudah beraliansi dengan Goguryeo..ada beberapa pasukannya yang tertangkap bersama pasuka Goguryeo..” jawab Bi Dam. “aliansi..aliansi..” gumam Yang Mulia Raja sambil menutup laporan yang sudah selesai dibacanya lalu menatap Bi Dam “lalu apakah ada perkmbangan terbaru dari penyelidikanmu?” tanya Yang Mulia. “nihil Yang mulia…orang-orang hamba gagal menyusup ke Goguryeo dan Baekje..namun dari Tang, hamba mendapat kabar bahwa pedang di sana tidak diatur penggunaannya jadi data kepemilikannya tidak bisa diketahui.…hamba sedang meminta orang yang bisa hamba percaya untuk menyelidiki asal senjata-senjata itu..” jawab Bi Dam. Yang mulia Raja pun melanjutkan pertanyaannya “lalu mengenai Tang, apakah kau sudah..”  “Kepala Pengawal Istana Alcheon mohon menghadap..” kata kasim penjaga pintu. Yang Mulia Raja pun mengalihkan pertanyaannya dan menerima Alcheon masuk “masuklah..” jawabnya. Alcheon melangkah masuk dan member hormat kepada Yang Mulia Raja dan Bi Dam. “Yang Mulia Raja..Perdana Menteri..Bangsawan Il Myung Min telah berhasil mengetahui asal pedang itu..” “benarkah?” sergah Bi Dam dan Yang Mulia Raja bersamaan. “benar..sekarang ia sedang menunggu instruksi Tuan selanjutnya..” “pergilah Bi Dam..cari tahu siapa pelakunya..” titah Yang Mulia Raja.  “baik Yang Mulia…” jawab Bi Dam. Bi Dam pun berdiri member hormat lalu pergi meninggalkan ruangan bersama Alcheon.

Siang hari. Istana. Ruang kerja Perdana Menteri.
“sraak..” seorang pejabat dengan tergesa-gesa melangkah masuk ke dalam ruangan dan memeri hormat “Perdana Menteri sudah menerima laporan dari Wonju..” katanya seray a menyerahkan sebuah laporan untuk Kim Yong Chun. Kim Yong Chun segera  mengambil laporan itu dan membacanya dengan lantang. “Benteng Wonju berhasil diamankan.. Pasukan Jenderal Baek Ui dan Jenderal  Im Jong berhasil menguasai kembali Benteng tersebut..dari 500 prajurit yang dikirim, 76 tewas dan 126 luka-luka…sedangkan dari pihak Goguryeo diketahui  74 tewas dan 101 lainnya tertangkap. Dan dari 101 orang yang tertangkap ditemukan 44 orang Pasukan Wa..”  Para pejabat pun yang semula diam mendengarkan menjadi kisruh begitu tahu bahwa ternyata Kerajaan Wa juga berada dibalik penyerangan ini. “jika Wa dan Goguryeo beraliansi maka jumlah pasukan Goguryeo akan semakin jauh lebih banyak daripada Pasuka Shilla..” kata salah satu pejabat. “jumlah pasukan kita mungkin bisa mengimbangi pasuka Baekje tapi Goguryeo?kita masih tertinggal..kita juga butuh aliansi” kata yang lain. “ya betul..aliansi dengan Tang..sekutu lama kita..kudengar utusan dari Dinasti Tang sedang berada di sini..” sahut pejabat di sebelah Kim Yong Chun.  “ya selagi ada utusannya di sini..kita harus meminta kepada Yang Mulia membuka aliansi militer kita dengan Tang kembali..berharap Kaisar Tang yang sekarang mau beraliansi militer dengan kita kembali..” kata pejabat yang duduk di seberangnya.”betul..betul..kita harus memohon kepada Yang Mulia..” jawab pejabat lainnya. Kim Seo Hyun dan Kim Yong Chun hanya terdiam mendengar ini semua.

Siang hari. Kamar Putri Deok Man.
Kejadian yang menimpa wilayah Wonju semalam pun sudah terdengar sampai ke telinga Deok Man. Soo Hye membawakan perkembangan terbaru yang didengarnya dari beberapa prajurit penjaga. “Tuan Putri…  Benteng Wonju berhasil direbut kembali…” katanya. “syukurlah..” jawab Deok Man yang sedang memangku kedua anaknya. “tapi..” Soo Hye ragu-ragu memberitahunya. “meskipun kita menang,..kata prajurit,  ada desas-desus bahwa Goguryeo sepertinya sudah bersekutu dengan Wa.. “ Deok Man tersentak kaget mendengarnya  “Goguryeo  bersekutu dengan Wa dan menyerang Wonju ?benarkah?”  “ya..Tuan Putri…hamba mendengarnya demikian..tapi itu baru desas desus saja katanya..” Deok Man pun segera bangun dari duduknya lalu meletakkan kedua anaknya yang sudah terlelap di tempat tidur mereka. “aku akan mencari tahu sendiri..tolong kau jaga mereka ya Soo Hye..” katanya sambil menyelimuti kedua anaknya. “baik Tuan Putri..” jawab Soo Hye samba memberi hormat kepada Deok Man yang pergi meninggalkan ruangan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar