Pages


Selasa, 09 November 2010

Our Future Still Continue Chapter 57: Our Decision



Kamar Perdana Menteri Bi Dam.
“uhm..”  Deok Man membuka matanya perlahan. “sudah hampir pagi…” gumamnya. Ia bisa merasakan nafas Bi Dam di telinganya. Rupanya Bi Dam tertidur sambil memeluknya dari belakang. Pantas saja dirinya merasa tidurnya sangat nyaman dan hangat meskipun ia tidak mengenakan pakaian satu helai pun. Ia pun pelan-pelan memindahkan tangan Bi Dam yang memeluk perutnya dan membalik badannya perlahan sehingga ia bisa menatap wajah suaminya yang masih terlelap. Dengan hati-hati, ia merapikan rambut suaminya yang menutupi wajahnya dan mengusap pipinya. Rasanya sepi sekali ketika mengingat  ia harus menatap sisi tempat tidurnya yang kosong 2 hari yang lalu. Ia pun memberanikan dirinya untuk mencium suaminya yang masih tertidur. Tak disangka, Bi Dam membalas ciumannya meskipun matanya masih tertutup.  Deok Man terkejut dan mengakhiri ciumannya “Bi Dam…kau sudah bangun?” Wajahnya menjadi memerah karena malu. Bi Dam hanya tersenyum lalu membuka matanya perlahan. “seandainya kau melakukan itu setiap pagi…” gumam Bi Dam sambil tersenyum lebar. Wajah Deok Man menjadi semakin memerah. Ia mengalihkan wajahnya dari tatapan suaminya. Bi Dam menyentuh wajahnya dan mengangkat sehingga ia bisa melihat wajah istrinya lagi, lalu menciumnya.  “Bi Dam...” gumam Deok Man.  Bi Dam mengusap rambut istrinya dan mengecup keningnya “aku senang akhirnya..aku bisa tidur terlelap di atas tempat tidur dengan kau di sisiku..”  “hmm..memangnya kau sebelum tidur di mana?” tanya Deok Man. “di atas meja ruanganku…” jawab Bi Dam. Begitu mendengarnya, Deok Man menjadi merasa bersalah. Ia membayangkan betapa dingin dan tidak nyamannya tidur di atas meja.  “kau tak perlu merasa bersalah Deok Man..aku tak sengaja terlelap di sana..jadi itu bukan salahmu..” ujar Bi Dam mengusap kepala istrinya lalu berusaha untuk duduk. “kruyuuk…” perut Bi Dam berbunyi. Ia baru sadar kalau dirinya belum makan apapun sejak kemarin siang. “hmmph..” Deok Man pun tertawa geli mendengarnya. “lebih baik aku menyiapkan sarapan sekarang…lagipula pasti sebentar lagi Yun Ho juga akan terbangun dan merasa lapar..seperti ayahnya” ujar Deok Man sambil beranjak bangun dari tempat tidurnya. Namun tangan Bi Dam menariknya. Deok Man menoleh “aku ingin menyiapkan sarapan untukmu Bi Dam..” Bi Dam tersenyum menatap istrinya“aku masih ingin bersamamu di sini..Deok Man..perutku masih bisa menunggu…” Deok Man tersenyum lalu kembali ke tempat tidurnya dan duduk hadapan suaminya.  “kau mau apa lagi?” tanya Deok Man tersenyum. “jika boleh..aku menginginkanmu sekali lagi..” gumam Bi Dam sambil mendekatkan wajahnya. Deok Man tersenyum menyambutnya dan menciumnya. Dan sekali lagi mereka bercinta.

Istana. Ruang Kerja Raja.
“Yang Mulia..apakah Yang Mulia sudah membuat keputusan mengenai permintaan para pejabat akan hubungan aliansi dengan Dinasti Tang?apakah Yang Mulia akan menerima undangan dari Kaisar Taizong?” tanya Kim Yong Chun. “kami mohon Yang Mulia segera membuat keputusan..kami memohon petunjuk Yang Mulia..” ujar Kim Seo Hyun “undangan itu bukan ditunjukkan untukku..tetapi untuk Putri Deok Man..” jawab Yang Mulia Raja. “lalu apakah Yang Mulia Raja akan mengizinkan Tuan Putri pergi?” tanya Permaisuri. “aku menyerahkan segala keputusan mengenai masalah ini ke tangan Putri Deok Man dan Perdana Menteri Bi Dam..keputusan apapun yang mereka buat akan kuterima..” Yang Mulia Raja menutup laporan yang ditulis Bi Dam untuknya. “masing-masing dari mereka mempunyai alasan yang kuat akan pendirian mereka masing-masing..” pikirnya. Ia pun teringat alasan Deok Man yang disampaikan kepadanya tak lama setelah Deok Man berdebat dengan Bi Dam. “Yang Mulia… izinkan saya untuk tetap pergi memenuhi undangan Kaisar Taizong..” ujar Deok Man yang duduk di samping Yang Mulia Raja. “tetapi Putri..belum lama ini ada orang yang mengincar nyawamu..bagaimana mungkin aku mengizinkanmu pergi ke sana…apalagi semua bukti yang ada mengarah ke Dinasti Tang..” jawab Yang Mulia Raja. “saya mempunyai alasan yang kuat..Yang Mulia..ini adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban saya yang terakhir..” Kedua alis Yang Mulia Raja terangkat “bentuk pertanggung jawaban yang terakhir?” Deok Man mengangguk  “Yang Mulia sendiri tahu..sayalah yang memulai unifikasi ini…bersama Yang Mulia Raja, Panglima Kim Yushin, Perdana Menteri Bi Dam, serta yang lain, Shilla mulai melakukan ekspansi wilayah dan berperang melawan Goguryeo dan Baekje..sekarang Goguryeo menyerang itu pun pasti karena unifikasi yang Shilla lakukan memicu perang ini…oleh karena itu saya merasa bertanggung jawab karenanya..” “Putri Deok Man..itu bukan salahmu…unifikasi ini adalah cita-cita pendahulu kita…jadi tak ada salahnya jika kau memulainya..lagipula keluargamu pasti sangat mengkhawatirkanmu jika kau pergi…apakah kau tidak memikirkan mereka?” tanya Yang Mulia Raja “mereka selalu ada dalam benak saya Yang Mulia..tak pernah sekali pun saya lupakan…dengan kepergian saya ke Kekaisaran Tang, saya berniat memulai awal hidup yang baru bersama keluarga saya sepulangnya saya dari sana..” Deok Man pun tersenyum sesaat “sebenarnya saya ingin mengajukan satu permohonan kepada Yang Mulia selain izin untuk pergi?” katanya sambil menatap Yang Mulia Raja “permohonan apa itu?” tanya Yang Mulia Raja “kepergian saya ke Tang adalah untuk menyelesaikan tanggung jawab saya.. dan sepulangnya dari sana, saya akan melepas gelar saya sebagai Putri Kerajaan ini…saya ingin hidup sebagai rakyat biasa…dan nampaknya sebentar lagi Perdana Menteri Bi Dam akan menyelesaikan masa jabatannya..oleh karena itu saya berniat agar kami sekeluarga bisa pindah dan menetap di Chu A Gun sebagai keluarga rakyat biasa..itu adalah impian saya sejak lama..sejak saya kembali ke kerajaan ini sebagai Putri..oleh karena itu saya memohon izin kepada Yang Mulia atas permohonan saya untuk melepas gelar saya..” Yang Mulia pun tersadar dari lamunannya.  “pengorbanan dirimu sudah sangat besar Putri Deok Man..sudah sangat layak dan sepantasnya..kau menggapai impianmu sendiri sekarang…” pikir Yang Mulia Raja.

Kamar Putri Deok Man.
“nah selesai…sekarang kalian berdua bermain kembali..” ujar Deok Man sambil meletakkan kedua anaknya di atas tempat tidur bersama mainan mereka. Ia baru saja selesai mengganti pakaian kedua anaknya. Sementara itu, Bi Dam sedang duduk di meja bundar, menulis sesuatu di atas gulungan. Deok Man berjalan dan duduk di dekatnya. “selesai..” gumam Bi Dam. “kau menulis apa?” tanya Deok Man. “ini keputusan bersama yang kita buat..aku sudah menandatanganinnya…tinggal menunggu tandatanganmu..” jawab Bi Dam sambil menyodorkan gulungan itu ke hadapan istrinya. Deok Man mengambil dan membacanya. “ini? jadi kau menyetujuinya?” tanya Deok Man yang masih tak percaya dengan apa yang dibacanya. Bi Dam tersenyum mengangguk “tentu dengan syarat pengawalan tertentu yang harus kau setujui…” Deok Man segera memeluk erat suaminya “terima kasih Bi Dam..” Bi Dam hanya tersenyum dan membalas pelukan istrinya.

Ruang Kerja Raja. Istana.
“Putri Deok Man dan Perdana Menteri Bi Dam memohon menghadap Yang Mulia..” seru kasim penjaga pintu. “mereka berdua datang bersama-sama?” pikir semua orang yang ada di ruangan itu. “masuk..” jawab Yang Mulia Raja. Bi Dam dan Deok Man melangkah masuk lalu berjalan dan memberi hormat kepada Yang Mulia Raja dan Permaisuri. Bi Dam menyerahkan gulungan yang ditulisnya tadi kepada Yang Mulia Raja “Yang Mulia..hamba dan Tuan Putri Deok Man sudah sepakat membuat keputusan ini…”  Yang Mulia Raja segera membacanya. “kalian yakin dengan keputusan ini?” tanyanya begitu selesai membacanya. Bi Dam dan Deok Man bertatapan sesaat sebelum mereka menjawab “kami yakin Yang Mulia..”

7 komentar:

  1. Chap ni krang HOT. Next chap ksh scene rate M donk, hehe..^^v.
    Bideok: oi!! Mang kami pa'an. Dsar PERVERT. Authr jgn trutin org sbleng tu.
    W: gak usah muna' de, klian jg mau kan *senyum" gaje*.
    Bideok: *blushing~*.
    Ywda, authr w tunggu scene hot'na, Bideok pngen lgeh tu.
    *bideok blushing (lg)*

    BalasHapus
  2. Author-miya, posting donk yg chap 58. Gak sabar mo baca lnjutan'na.
    Oia, btw rencan'na ni fic mo mpe brapa chpter? Truz lo dah tamat, adkah keinginan bwt fic bideok lage?
    Tulisan miya bgus, moga" fic bideok'na lanjut dg seting modern, psti kren. Ditunggu next chap'na.
    See ya, ^^

    BalasHapus
  3. Comment box'na agk eror y. Susah mo ripiu. Fic yg baguuss...
    Lanjut~

    BalasHapus
  4. Author-miya, posting donk yg chap 58. Gak sabar mo baca lnjutan'na.
    Oia, btw rencan'na ni fic mo mpe brapa chpter? Truz lo dah tamat, adkah keinginan bwt fic bideok lage?
    Tulisan miya bgus, moga" fic bideok'na lanjut dg seting modern, psti kren. Ditunggu next chap'na.
    See ya,^^

    BalasHapus
  5. hhw..ga tau juga sih nie ampe brapa..cuma setelah masalah ini lewat..tamat..niatnya c bikin FF "The Princess and The Bad Guy" gabungan cerita QSD n Bad Guy dengan setting zaman sekarang cuma menunggu ini tamat dulu baru itu bisa dikerjain..hhw

    kalo soal chapter 58 sabar yaa..coz tugas kuliah w menumpuk..aigoo..

    BalasHapus
  6. Wai, berarti fic crossover donk, gabungan QSD ma BG. Sebener'na w kurang suka crossover *soal'na setiap w baca crossover di FFN selalu blibet crita'na*. Pie, berhubung nie yang buat sist Miya, maka w akan coba baca deh.
    Jangan lama" ya, w selalu tunggu update-tan fic ini.
    Okeh...^^V

    BalasHapus
  7. dibilang crossover juga ga 100% crossover..cuma ya w ambil beberapa ide ceritanya dari situ..hhw..okok harap sabar menanti yaa.. ^^

    BalasHapus