Pages


Minggu, 04 Juli 2010

Chapter 32: This isn't a Dream

Keesokan paginya.
Deok Man membuka matanya, di sisinya Bi Dam masih terlelap dalam tidurnya. Deok Man tersenyum melihatnya "syukurlah..ini bukan mimpi"pikirnya. Tak lama kemudian, Bi Dam pun bangun. "selamat pagi" sapa Deok Man. Bi Dam mengecup kening Deok Man "selamat pagi juga"sapanya lalu mengusap perut Deok Man "selamat pagi anakku" Deok Man tersenyum menggenggam tangan Bi Dam "selamat pagi ayah.."katanya. Lalu mereka bangun dari tidurnya, berjalan keluar kamar mereka, menuju ruang makan.
Ketika Bi Dam dan Deok Man sedang berjalan melintas, beberapa pelayan yang masih mengenakan pakaian kabung nampak kaget dan takut begitu melihat tuannya melintas di hadapan mereka. Mereka belum tahu bahwa tuan mereka masih hidup dan baru saja pulang. "kenapa mereka memakai pakaian kabung?lalu melihatku seperti melihat hantu?"tanya Bi Dam polos. Deok Man kemudian mengajak Bi Dam duduk sambil menunggu sarapan mereka datang "ada yang harus kuceritakan padamu sebelumnya.."katanya. Bi Dam pun duduk mendengarkan. Deok Man menceritakan semua kejadian yang terjadi selama Bi Dam menghilang. Bi Dam kaget mendengarnya "mereka mengiraku telah meninggal tenggelam di laut? dan hari ini akan diadakan pemakaman?" Deok Man mengangguk. "ya aku bisa memakluminya.. mereka sudah berusaha mencariku ke mana-mana berhari tapi karena tempat orang yang menolongku itu gua tepi laut yang terpencil..dan hanya sedikit orang-orang di sana yang mengetahuinya..wajar saja jika mereka mengiraku sudah meninggal" ujar Bi Dam. "ada yang menolongmu?sekarang giliranmu bercerita.."kata Deok Man. Lalu Bi Dam menceritakan semua yang dialaminya di Kowon. Bi Dam melepaskan kalung soyopdo yang masih melingkar di dadanya "ini milikmu..karena belati ini, aku bisa menghindar dari eksekusi.."katanya. Deok Man menerimanya "syukurlah..ia juga melindungimu.."katanya lega. Tak lama kemudian, Soo Hye memberi hormat dan berjalan masuk sambil membawa mangkuk-mangkuk berisi makanan, teko air dan gelasnya, serta sumpit di atas sebuah nampan besar lalu meletakkan semua mangkuk di atas meja. Bi Dam memegang sumpitnya segera "selamat makan.." lalu segera melahap semuanya. Deok Man hanya tertawa melihat tingkah suaminya itu lalu menyantap makanannya. "jadi apa rencanamu hari ini?"tanya Deok Man seraya menuangkan air ke gelas suaminya. Bi Dam meletakkan sumpit di atas mangkuknya "tentu saja yang harus ku lakukan adalah pergi ke Istana.." "aku ikut..kuharap Alcheon sudah memberitahukan kepada Yang Mulia Raja dan para pejabat lain mengenai dirimu.."kata Deok Man. Bi Dam hanya menganggukan kepala. Lalu mereka bangun dari kursi mereka dan kembali ke kamar untuk bersiap-siap berangkat ke Istana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar