Chapter 06 Side Story: The Sisters
Ruang Kerja Kementrian.
Alcheon, Kim Yong Chun, dan Zhi Yeon berjalan memasuki ruang kerja kementrian. “Pejabat Kim Yong Chun memasuki ruangan..” seru seorang kasim. Para pejabat lain berdiri dan memberi hormat kepada Kim Yong Chun. Zhi Youn dengan ragu-ragu berjalan masuk mengikutinya, para pejabat lain memandang heran dirinya. “siapa gadis itu ?kenapa ia bisa masuk ke sini?” tanya para pejabat. “tenang..” Yong Chun menghentikan semua kegaduhan dalam ruangan. “gadis ini yang kan membantu kita..mengatasi masalah ini..” katanya. “gadis ini?bagaimana bisa?” para pejabat semakin meragukan Zhi Youn. “nona aku percaya pada rencanamu.. bicaralah..” bisik Alcheon berusaha menenagkan Zhi Youn yang gugup. Ini pertama kalinya ia berhadapan dengan para pejabat Istana yang lebih senior dari ayahnya. Entah mengapa rasa gugup dan groginya menghilang begitu mendengar bisikan semangat Alcheon. Zhi Youn mengepalkan tangannya kuat-kuat membulatkan keberaniannya. “saya mempunyai seorang kenalan…namanya Go Jung Hyo..ia dan teman-temannya sangat terampil dan cepat melakukan konstruksi..mungkin tuan-tuan sekalian belum pernah mendengarnya tapi di daerah saya, namanya sangat terkenal…sekarang ia menetap tak jauh dari Dosal Seong…saya bisa memintanya untuk membangun kembali..izinkan saya untuk meminjam seorang utusan tercepat untuk memintanya mengerjakan konstruksi gudang persediaan pangan prajurit yang rusak..dalam waktu 1-2 hari pasti selesai..” “Go Jung Hyo?aku tak pernah mendengar nama itu?kau“ para pejabat kembali gaduh. “tenang!” seru Kim Yong Chun “apakah Pejabat Kim Yong Chun yakin mau menggunakan rencana gadis itu?” tanya salah seorang pejabat. “ya aku akan menggunakannya..pilihan yang kita miliki terbatas..daripada kita menyerahkan pada tukang bangunan biasa yang hanya mampu mengerjakan dalam waktu 5 hari..kita butuh yang lebih cepat dari 5 hari atau tentara kita akan mati kelaparan…aku percaya pada Zhi Youn..” jawab Kim Yong Chun sambil menepuk pundak Zhi Youn. “baiklah..saya dan para bangsawan lainnya akan berusaha mempercayainya…nah nona silahkan kau tulis surat untuk temanmu itu..aku akan meminta utusan tercepat untuk mengirimnya. “ba..baik…” jawab Zhi Yeon. Hatinya merasa sangat lega dan senang karena para pejabat mau menggunakan usulnya. Ia pun segera menuliskan surat itu dan menyerahkannya kepada bangsawan itu. Tak lama kemudian seorang kasim masuk dan menghadap Kim Yong Chun. “apakah sudah ada surat instruksi dari Perdana Menteri?” tanya Yong Chun. “sepertinya Tuan Perdana Menteri sendiri yang akan ke sini…beliau meminta agar Ruang Rapat segera disiapkan..” “benarkah?” Kim Yong Chun. Kasim mengangguk mengiyakan. “baiklah..aku akan menyelesaikan masalah pembangunan ulang ini..kau siapkan ruang rapat..” “baik Tuan..” kasim itu memberi hormat lalu pergi. “Zhi Youn…” panggil Yong Chun. “ya paman..”jawab Zhi Youn. “terima kasih atas bantuanmu hari ini…sekarang kau pulanglah aku akan meminta Alcheon mengantarmu pulang..titip maafku untuk ayahmu karena tak bisa mengucapkan salam perpisahan untuknya..dan bilang Paman sangat bangga akan putrinya..” “terima kasih paman karena telah percaya padaku..aku senang bisa membatu Paman di sini..” jawab Zhi Yeon tersenyum lebar. “Kepala Pengawal Alcheon…” panggil Yong Chun. “ ya Tuan..” Alcheon menghadap. “maukah kau mengantar Zhi Youn pulang?kasihan jika ia harus pulang sendiri..” Alcheon menganggukan kepalanya “baik Tuan..” Lalu ia meberi hormat kepada Kim Yong Chun. “mari nona..” katanya sopan meminta Zhi Youn ikut dengannya. Zhi Youn mengangguk lalu berjalan mengikutinya.
“idemu sangat brilian Nona..kau sangat cepat dan tanggap menghadapi suatu masalah…” kata Alcheon sambil tersenyum kepadanya. “ah pujian Tuan itu terlalu berlebihan..itu hanya kebetulan saja..kebetulan aku mengingat Go Jung Hyo..” jawab Zhi Yeon. Lalu mereka kembali diam. Yang ada hanya suara langkah kuda yang ditumpangi Zhi Youn dan suara langkah sepatu Alcheon. Mereka bingung mau bicara apa. “duh..kenapa aku jadi berdebar-debar begini..” pikir Zhi Youn. “lewat sini Tuan..” Zhi Youn menunjukkan jalan ke rumahnya. Mereka pun tiba di depan kediaman Bangsawan Il Myung Min. “sepertinya kita sudah sampai..” gumam Alcheon. Lalu ia membantu Zhi Youn turun dari kudanya. Zhi Youn mengangguk “jika Tuan berkenan, bagaimana kalau Tuan ikut makan siang bersama kami?..masakan bibi sangat lezat..pasti Tuanakan menyukainya” tanya Zhi Youn. “terima kasih tapi aku harus…” Belum selesai Alcheon berbicara, sebuah teriakan memotong ucapannya “Zhi Younn…” Alcheon dan Zhi Youn menoleh ke arah asal suara teriakan itu. Tiga orang gadis berjalan menghampiri mereka. Zhi Youn langsung memeluk mereka satu persatu “Kakak Yoo Hee..Yuri..Young In..kok kalian bisa berada di sini?” tanyanya. “kami diberitahu ibumu kau sedang berada di Seoraboel, makanya kami sengaja tidak memberitahumu bahwa kami juga akan ke sini..hanya bibi dan paman yang tahu..kami ingin memberimu kejutan..” jawab Yoo Hee “aku suka sekali kejutannya..sudah lama aku tak bertemu kalian..” katanya sambil memeluk mereka lagi. “kakak, Tuan ini siapa?” tanya Young In yang bingung dengan kehadiran Alcheon. “oh..maaf..Tuan ini adalah Tuan Kepala Pengawal Istana Kim Alcheon…”kata Zhi Youn memperkenalkan Alcheon kepada mereka.”ya ampun..kita belum memberi hormat kepadanya..” seru Yoo Hee. Lalu mereka bertiga langsung menundukkan kepala memberi hormat kepada Alcheon. “ah kalian tak perlu bersikap kaku begitu..”ujar Alcheon. Lalu Zhi Youn memperkenalkan mereka satu per satu kepada Alcheon “Tuan..mereka ini saudara-saudara sepupuku dari Sokham Seong..yang ini adalah Kakak Yoo Hee..lalu Yuri, dan si bungsu,Young In..” “senang bertemu kalian..” ujar Alcheon sambil tersenyum. “waktunya makan siang..” seru Bibi Yoo Seon dari dalam rumah. “wah kebetulan banget nih..aku sudah lapar..” ujar Young In sambil menepuknepuk perutnya. “hush..tidak sopan..ada Tuan Kepala Pengawal Istana..jaga sikapmu..” tegur Yuri pada adiknya. Sementara Yuri dan Young In bertengkar dan Yoo Hee berusaha melerai, Zhi Youn berdiri berduaan saja dengan Alcheon. “kurasa kau sudah dipanggil ke dalam untuk makan siang..aku pergi dulu..tugasku sudah menunggu..” kata Alcheon pada Zhi Youn. “hati-hati ya Tuan..terima kasih karena sudah mengantarku sampai rumah..” jawab Zhi Youn. Alcheon tersenyum mengangguk lalu memacu kudanya menuju istana. Zhi Youn tetap berdiri di tempat sampai bayangan punggung Alcheon menghilang. “ehm..sepertinya ada yang sedang jatuh cinta nih..” ledek Yoo Hee dari belakang Zhi Youn. “aduh kakak..Tuan Alcheon itu tadi cuma mengantarku ke sini karena diminta Pejabat Kim Yong Chun..tidak lebih..” “ya tapi kau suka dia kan?” timpal Yuri. “iya.pasti kak Zhi Youn suka Tuan Kepala Pengawal itu..iya kan?” Young In ikut-ikutan. “aih..sudah..sudah..bibi sudah menunggu kita makan siang..” elak Zhi Youn lalu berjalan masuk ke dalam rumah. “kak, kita harus cari tahu..”ujar Yuri. “tentu saja..” jawab Yoo Hee. “hei kalian mau sampai kapan di luar?nanti lauknya kuhabiskan!” seru Zhi Youn. “eh jangan…tunggu kami!!” seru Yoo Hee, Yuri, dan Young In serempak mengejar Zhi Youn.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar