Chapter 31 part 2 : I'm Home
Bi Dam berhenti berlari, beristirahat untuk mengatur nafasnya, "hosh..hosh..1000 langkah lagi..aku akan tiba di rumah"katanya sambil menghapus peluh di keningnya. Lalu ia kembali berlari. Tak lama kemudian, ia melihat dari jauh ada 3 orang berdiri di depan rumahnya. Karena jaraknya jauh dan gelap, ia tidak tahu itu siapa, namun begitu berlari semakin mendekat, ia mengenali sosok satu orang dari 3 orang itu. "Deok Man.."gumamnya. Ia pun berlari semakin cepat.
Deok Man melihat ada seorang berlari dari jauh mendekat. Karena gelap dan jaraknya yang jauh, ia tak bisa melihatnya. Angin yang berhembus berhasil menggeser awan yang menutupi bulan, sehingga cahaya bulan dapat menyinari jalan tempat Deok Man berdiri. Meskipun tampak samar, Deok Man yakin itu adalah suaminya. "Bi Dam.."gumamnya. Lalu ia berjalan ke arahnya
Bi Dam semakin mendekati rumahnya. Ia dapat melihat Deok Man berjalan ke arahnya. "Deok Man"serunya.
Deok Man mendengar namanya dipanggil. Suara yang sangat familiar di telinganya. Suara yang sangat dirindukannya. "Bi Dam.." serunya.
Jarak pun semakin dekat. Semakin dekat. 300 langkah..150 langkah..80 langkah..30 langkah..10 langkah.
Bi Dam berlari lalu memeluk erat Deok Man yang menyambutnya pulang "aku pulang..Deok Man.." "kenapa kau pulang begitu lama?..."gumam Deok Man. Air mata bahagia meleleh di wajahnya. Bi Dam menghapus air mata di pipi istrinya "maafkan aku..aku akan ceritakan padamu nanti..sekarang kita pulang Deok Man.." Deok Man mengulurkan tangan kanannya "selamat datang.."sambutnya. Bi Dam meraih tangannya lalu mereka pun berjalan bergandengan tangan menuju kediaman mereka.
Soo Hye dan Alcheon tercengang melihat apa yang sedang terjadi. Bi Dam yang berpakaian hitam berjalan di samping Deok Man. "Tu..Tuan..Per..da..na Men..teri masih hidup?"kata Soo Hye terbata-bata, Alcheon hanya mengangguk kaku. Bi Dam menyapa Alcheon "lama tak berjumpa denganmu Alcheon.." Alcheon yang masih kaget menunduk memberi hormat kaku "senang melihat anda kembali, Perdana Menteri..tapi maaf saya permisi dulu harus segera kembali ke Istana" Alcheon menunduk lagi lalu pergi berlari ke Istana. "aneh kenapa dia?..dia kan bisa pinjam kudaku untuk pergi ke Istana" kata Bi Dam, Deok Man tertawa kecil "aku tahu kenapa..nanti akan aku ceritakan padamu" Lalu Bi Dam melihat Soo Hye " siapa dia?"tanyanya. "ini Soo Hye..dia dayangku yang baru.." Soo Hye menunduk memberi hormat kepada Bi Dam "saya Soo Hye, Tuan"katanya. Lalu Deok Man menarik tangan Bi Dam "ayo kita masuk..kau pasti sudah lelah dan perbanmu itu sudah harus diganti.." Bi Dam tersenyum mengangguk.
Kediaman Perdana Menteri Bi Dam.
Deok Man sedang menyiapkan pakaian tidur untuk Bi Dam. Bi Dam yang baru saja selesai mandi berjalan masuk ke kamar lalu memeluk Deok Man dari belakang lalu mengecup lehernya. Karena tiba-tiba, Deok Man pun kaget namun ia senang. "aku sangat merindukanmu dan anak kita.." bisik Bi Dam di telinga Deok Man. Deok Man memeluk erat kedua lengan Bi Dam "kami pun juga sangat merindukanmu.."katanya. Ketika ia menoleh, Bi Dam mencium bibirnya. Ciuman impulsif yang dipenuhi oleh kerinduan. Deok Man memejamkan matanya dan membiarkan dirinya larut di dalamnya. "aku sangat mencintaimu Deok Man..sangat.." bisik Bi Dam di telinga Deok Man. Deok Man tersenyum mendengarnya "begitu juga aku.. aku juga sangat mencintaimu Bi Dam.." balasnya. Kemudian Deok Man mengambil kotak obat dan mulai mengobati luka-luka Bi Dam. Mulai dari wajah hingga seluruh tubuhnya. Dengan hati-hati, ia membuka perban di punggung Bi Dam. Tampak olehnya, luka besar bekas cambukan yang cukup dalam memanjang dari punggung kanan atas sampai punggung kiri bawah. Melihatnya, air mata Deok Man jatuh menetes ke punggung Bi Dam. "Deok Man?kau menangis?" tanya Bi Dam menoleh. "aku bersyukur meskipun kau terluka separah ini, kau tetap bisa pulang dengan selamat Bi Dam..ini bukan mimpi kan?" Kemudian Bi Dam membalikkan badannya, tangan kanannya mengusap wajah Deok Man dan menghapus air matanya. "separah apapun lukaku, sekalipun aku sekarat..aku pasti akan berusaha keras untuk kembali ke sisimu..ingat itu..dan ini adalah bukti bahwa ini adalah kenyataan.." ujarnya lalu ia mengecup kening Deok Man. "ya.. ini adalah kenyataan.."jawab Deok Man tersenyum.
Setelah luka-lukanya diobati dan mengenakan pakaian tidurnya, Bi Dam menarik lembut Deok Man ke tempat tidur mereka lalu membukakan selimut untuknya dan memintanya berbaring. Deok Man tersenyum menurut. Lalu Bi Dam berbaring di sisinya. Deok Man memeluk erat lengan Bi Dam "besok kau harus cerita padaku kenapa kau butuh waktu begitu lama untuk pulang.." Bi Dam menoleh "ya aku akan menceritakannya besok..sekarang tidurlah..sudah larut malam.." lalu ia mengecup kening Deok Man "tidurlah yang nyenyak.." Deok Man tersenyum dan memejamkan matanya tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar