Keesokan harinya
“Zhi Youn apakah hari ini kau sudah mulai belajar?” tanya bibi Yoo Seon. Zhi Youn mengangguk mengiyakan.Melihat kursi di samping bibinya kosong,Zhi Youn bertanya “bibi, apakah paman sedang sudah berangkat?” “sudah…tadi sebelum ayam berkokok, ia sudah pergi..” jawab Yoo Seon. Zhi Youn pun meletakkan sumpitnya lalu meminum tehnya. “aku berangkat dulu ya semua..” katanya sambil berdiri memberi hormat kepada bibinya, lalu pergi keluar. “tunggu Zhi Youn..” ujar Yoo Hee. Zhi Youn menghentikan langkah kakinya “iya kak?” jawabnya sambil menoleh ke belakang. “mengenai masalah kemarin?apa kau..” tanya Yoo Hee. Zhi Youn tersenyum “sudahlah kak, aku baik-baiksaja kok.lagipula semuanya juga masih praduga kan…jadi masih ada harapan..dn aku akan memastikannya dengan mata kepalaku sendiri..” Yoo Hee hanya terdiam mendengar jawaban itu.”ya sudah ya kak..aku pergi dulu..” kata Zhi Youn sambil berjalan keluar dari gerbang pagar rumah paman dan bibinya.
Kediaman Bangsawan Kim Yong Chun
Zhi Youn berjalan mengikuti langkah kasim di depannya. Bangsawan Kim Yong Chun memintanya agar tidak sungkan datang belajar ke rumahnya. Rasanya agak sungkan memang bertamu ke rumah seseorang, namun tuan rumahnya sedang tidak ada. “meskipun aku tak ada..jangnlah sungkan anggap saja seperti rumahmu sendiri...” begitu kata Kim Yong Chun kepada Zhi Youn kemarin. “silahkan masuk nona..Tuan Han sebentar lagi akan tiba..” kata kasim itu. “terima kasih..” kata Zhi Youn lalu berjalan masuk ke dalam ruangan tempat dirinya akan belajar.
“sraak..” Han Dong Kim berjalan masuk ke dalam ruangan. Zhi Youn segera bangun dari duduknya dan memberi hormat “guru..” katanya.”kita mulai pelajarannya..” kata Han Dong Kim sambil duduk dan membuka halaman buku di hadapannya.
Di bawah bimbingan Han Dong Kim, Zhi Youn belajar berbagai hal dari politik pemerintahan, sosial kebudayaan, sejarah kerajaan, bahasa asing dan berbagai ilmu lainnya. Mulanya Zhi Youn mengira pengajaran yang ia dapat akan bersifat kaku dan searah. Namun justru sebaliknya, Tuan Han mengajarinya ilmu dengan cara mendiskusikannya dan bertanya jawab dengannya. Ini sangat membantunya menyerap pelajaran. “ini bacalah..” pinta Tuan Han sambil menunjukkan halaman sebuah buku pada Zhi Youn. Zhi Youn mengambil buku itu dan membacanya“Cheomseongdae dibangun pada masa pemerintahan Ratu Seondeok sebagai observatorium yang terbuka untuk umum untuk memahami ilmu perbintangan sehingga dapat bermanfaat bagi rakyat kelak terutama dalam bidang pertanian…”
“wah ternyata seperti ini ya bangunan Cheomseongdae?” kata Zhi Youn kagum melihat gambar Cheomseongdae di bukunya. “kau belum pernah ke sana?” tanya Tuan Han. Zhi Youn menggelengkan kepalanya. “guru bolehkanh saya bertanya?” tanya Zhi Youn. “hmm..” Han Dong Kim mengangguk. “guru, jika ilmu astronomi ini sangat penting bagi rakyat mengapa tidak dari dahulu saja ide ini muncul?” tanyanya. “karena kata ilmu astronomi baru muncul sekarang..” “hah?” “sekarang aku bertanya kepadamu ketika Cheomseongdae dibangun apa yang dipikirkan oleh orang-orang di daerahmu?” tanya Tuan Han. Zhi Youn berusaha mengingat “hmm..waktu itu.. kalau tak salah.. Kasim Min bilang ia ingin berdoa di sana jika pergi ke Seoraboel bersama ayah..dan pelayan Chae bilang ingin menitip doa dan persembahan di sana..” “lalu apa yang kau ketahui tentang Cheomseongdae waktu itu?” tanya Tuan Han lagi. “waktu itu saya menanyakannya kepada ayah..ayah hanya bilang itu adalah observatorium untuk mempelajari bintang katanya..hanya itu yang ayah tahu..”
“nah dengan begitu pertanyaanmu sudah terjawab..bisa dibilang di masa itu ilmu astronomi adalah hal yang sakral..rakyat dan kalangan Istana menganggap bahwa itu adalah mandat dari langit.. dan hanya orang tertentu saja yang dipilih oleh langit yang bisa mengetahuinya….” “sakral?” tanya Zhi Youn. “ya..sakral..sebelumnya mengetahui ilmu astronomi itu adalah berkah dari langit bukan hasil dari belajar…seperti yang kau tahu dalam hal pengetahuan kita agak tertinggal..bahkan dari Gaya sekalipun..tak pernahkah terpikir olehmu kenapa kita tidak mempunyai alamanak?” Zhi Youn tertegun sejenak sebelum menggelengkan kepala. “beruntung, Tuan Putri saat itu berhasil membujuk Guru Wolcheon yang merupakan arsitek Cheomseongdae untuk mengajar mengenai ilmu astronomi..sehingga aku bisa mempelajarinya..” “waah..jadi guru pandai dalam ilmu astronomi?” ujar Zhi Youn terkagum-kagum. “secara umum aku menguasainya, namun mengenai maslah perhitungan pergesearan planet, aku tak begitu paham..karena pada dasarnya aku hanya berminat pada ilmu politik,sastra,dan sejarah..jadi besok aku akan mengajak kau pergi berkunjung ke Cheomseongdae..” Zhi Youn yang masih terkagum-kagum mendengar cerita gurunya mengangguk dengan sangat senang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar