Pages


Minggu, 10 April 2011

Our Future Still Continue Chapter 85: Baekje Fell Down (cut)



Kamar Perdana Menteri Bi Dam, Istana Ingang.
“sraat..sraat..” dibantu dengan dayang-dayang, Deok Man melepas perban yang membalut badan Bi Dam dengan perlahan. “jahitannya sudah menyatu dengan kulit..” gumam Deok Man sambil menyentuh bekas jahitan di perut Bi Dam yang cukup panjang ukurannya. Luka yang terparah dibandingkan luka-luka yang dialami Bi Dam. Deok Man mengambil mangkuk mputih berhasil ramuan hasil tumbukan dari berbagai daun herbal dan mengoleskan ramuan berwarna hijau tua pada luka tersebut sebelum menutupnya dengan perban. “Bi Dam..sadaralah..” gumam Deok Man dengan wajah sendu sambil menatap kedua mata suaminya yang masih menutup.

“bagaimana caranya kita memberitahu pada Tuan Putri mengenai ini…jika kondisi ini terus berlanjut..” ujar salah satu tabib Istana. “kita harus memberitahukannya kepada Tuan Putri agar Tuan Putri siap jika seandainya yang terburuk terjadi …luka dalam di bagian perut Tuan Bi Dam sangatlah parah itulah penyebab Tuan Bi Dam belum juga pulih dan itu juga yang akan membawakannya kepada…kematian…” sahut tabib yang nampak lebih senior sambil mengelus-elus janggut putihnya.

“Bi Dam…kau tahu Yun Ho dan Yoo Na terus menerus menunjuk ke arahmu setiap kali mereka berada di sini menjegukmu. “omma, appa bobo..omma, appa bobo..begitu kata mereka…” ujar Deok Man. Matanya sekarang berkaca-kaca.  “aku hanya bisa tersenyum dan menjawab iya pada mereka..mereka sangat merindukanmu Bi Dam..” gumam Deok Man. Ia menundukkan kepalanya lalu mengecup kening suaminya. Air matanya pun jatuh membasahi pipi Bi Dam. “set..” jari telunjuk Bi Dam bergerak tanpa Deok Man sadari.

Malam hari.

Ruang Kerja Raja, Istana Ingang.
“Yang Mulia harus beristirahat…sudah hampi 2 minggu Yang Mulia terus bekerja sampai larut malam…biar kami berdua yang terus menunggu kabar..” ujar Kim Yong Chun. “pikiranku terlalu tegang untuk bisa tidur…para prajurit Shilla harus bertarung sepanjang hari sedangkan aku hanya duduk di sini seharian...” jawab Yang Mulia Raja. “sraak..” terdengar suara pintu dibuka dan derap kaki yang cepat. Jenderal Baek Jong segera memberi hormat. “Jenderal Baek Jong bagaiaman bisa kau begitu lancang masuk tanpa izin Yang Mulia…” tegur Kim Yong Chun. Yang Mulia mengangkat satu tangannya, memberi isyarat taka pa-apa. “ada apa Jenderal Baek Jong apakah sesuatu sudah terjadi?”tanya Yang Mulia Raja. Baek Jong mengangkat kepalanya, wajahnya penuh kegembiraan “ya Yang Mulia, Pasukan aliansi berhasil menaklukan Hwangsanbeol dan Ungjin…Pasukan Tang menangkap dan membawa Raja Uija beserta putranya dan para pejabatnya yang tersisa ke Tang untuk diselidiki mengenai pencurian senjata Tang yang dilakukan Baekje….”  Yang Mulia Raja terdiam sejenak, kabar gembira ini sangat mengejutkan dirinya “selamat Yang Mulia…Baekje menjadi wilayah kekuasaan Yang Mulia…” “segera kabarkan ini ke seluruh Kerajaan…aku ingin kita semua merayakannya malam ini…” ujar Yang Mulia Raja.    

Kamar Putri Deok Man
“uhm..” perlahan Bi Dam membuka matanya. “dimana aku?sepertinya aku kenal tempat ini” gumamnya sambil menatap langit-langit kamarnya.  Ia merasakan ada desahan napas yang berhembus di lengan kanannya, ia menoleh dan melihat istrinya tertidur di tepi tempat tidurnya. “ugh..”  ia pun berusaha bangun dari tidurnya. “Deok Man..Deok Man..” gumam Bi Dam sambil mengusap kepala istrinya. Merasa ada yang membelai rambutnya, Deok Man pun terbangun dari tidurnya. “hei..” ujar Bi Dam tersenyum pada istrinya. “Bi..Bi Dam..” ujar Deok Man dengan wajah penuh keterkejutan sekaligus kegembiraan. Ia segera memeluk suaminya itu dengan erat. Namun Bi Dam sudah lebih dulu mengambil alih, ia menarik istrinya dalam pelukannya dan mencium bibir  dengan penuh hasrat. “aku sangat merindukanmu dan mencintai…” Bi Dam belum selesai mengatakannya namun  Deok Man sudah meletakkan jari telunjuknya di atas bibir suaminya. “kau selalu mengatakan itu lebih daulu dari aku..sekarang giliranku yang lebih dulu  mengatakannya…aku sangat mencintaimu Bi Dam…sangat…dan sangat merindukanmu…” Bi Dam tersenyum  “aku juga..sangat..sangat dan sangat mencintaimu…” ia mengecup kening istrinya. “Shilla berhasil menaklukan Baekje!!Hidup Shilla!!” seru orang-orang dari luar. “kau dengar itu?” tanya Bi Dam. Deok Man mengangguk , wajahnya  penuh dengan kebahagiaan “sepertinya Panglima Yushin dan pasukan aliansi berhasil menaklukan Baekje..” “selamat Tuan Putri…” ujar Bi Dam tersenyum. Deok Man menatap suaminya “tapi yang paling membuatku bahagia hari ini adalah melihatmu menatapku sekarang…”  “oh ya bicara mengenai Baekje aku harus mengatakan sesuatu padamu…” ujar Deok Man yang sekarang bersandar pada bahu suaminya. “apa itu?” tanya Bi Dam. “mengenai perbuatan Daemusin padaku…” ujar Deok Man.

Bi Dam pun teringat dengan apa yang sudah dilakukan Daemusin pada istrinya. Tangan kanannya pun mengepal erat, hatinya kembali panas “maafkan aku Deok Man..aku gagal..” “ia tidak meniduriku…Shin Ae sendiri yang mengatakannya padaku…ia melakukan ini agar kau emosi..dan…membenciku…” Mendengar itu hati Bi Dam menjadi sangat lega “kau tahu Deok Man..yang membuatku emosi bukanlah karena aku membencimu…tapi karena ia sudah amat sangat menyakitimu...menyerangmu, mengurungmu, hingga akhirnya ia bilang kalau ia sudah…” Bi Dam merasakan genggaman tangan Deok Man semakin erat menggenggam tangannya. “terlepas dari itu semua, aku tidak membencimu Deok Man…dan tidak akan pernah membencimu…apapun yang terjadi aku akan selalu mencintaimu…” jawab Bi Dam.  “ Bi Dam..” gumam Deok Man sambil menatap kedua mata suaminya yang tulus tanpa kebohongan. Bi Dam mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir istrinya. “kau hanya milikku satu-satunya…” bisiknya. Deok Man tersenyum “ya…”  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar