Pages


Sabtu, 07 Agustus 2010

 Chapter 07 Side Story: The Feelings

Kediaman Bangsawan Il Myung Min.
"Zhi Youn..ayah pulang dulu..kau jangan nakal ya..belajar yang benar.." kata Bangsawan Seolju sambil mengusap kepala putrinya. "ya ayah..hati-hati di jalan.." jawab Zhi Youn. Yoo Seon menghampiri kakaknya lalu memberikan sebuah kotak yang terbungkus kain merah kepada kakaknya itu "kakak..aku punya sedikit oleh-oleh untuk kakak ipar..." "terima kasih adik.. kutitipkan putriku padamu..sampaikan salamku pada adik ipar..jaga diri kalian baik-baik.." jawab Seolju. Yoo Seon tersenyum mengangguk "baik kak..kakak juga harus berhati-hati di jalan.." "selamat jalan Paman..hati-hati di jalan yaa.." ujar Yoo Hee, Yuri, dan Young In serempak. Seolju mengangguk tersenyum lalu berjalan masuk ke dalam tandunya, dan berangkat pulang. "tenang saja ayah..aku berjanji untuk tidak mengecewakan ayah.." gumam Zhi Youn.

Malam hari. Pelataran Istana.
"sraaak.." pintu ruang kementrian terbuka. Beberapa pejabat keluar dengan wajah lelah bercampur lega. Kim Yong Chun keluar paling akhir dari ruangan itu. Alcheon yang sudah menunggunya di luar dari tadi memberi hormat kepadanya "sepertinya ide nona Zhi Youn berhasil.." ujarnya. "ya..aku dan Perdana Menteri berbagi tugas menghadapi masalah ini..dan berkat ide anak itu, masalah ini bisa cepat selesai..oleh karena itu aku ingin melaporkannya sendiri kepada Yang Mulia sekarang.." jawab Kim Yong Chun tersenyum puas sambil menunjukkan gulungan laporan yang ada di tangannya. Lalu mereka berdua berjalan bersama menuju ruang kerja Raja. "untung saja Zhi Youn mengusulkan kenalannya jadi gudang persediaan pangan pasukan bisa dibangun kembali lebih cepat.." ujar Kim Yong Chun. "ia tidak mudah panik dan memiliki banyak ide dalam menghadapi masalah.." gumam Alcheon. "wah..wah sepertinya kau sudah menyukainya ya?" goda Yong Chun. Wajah Alcheon jadi memerah. "i..itu hanya sekedar penilaian saya saja..tidak lebih.." elaknya. Yong Chun tertawa puas melihat ekspresi Alcheon. "Tuan Yong Chun.." Kim Yong Chun pun berusaha menghentikan tawanya "jika kau tertarik dengannya..kurasa itu adalah hal yang wajar untuk pria lajang sepertimu.." "tetapi Tuan..saya tidak..." sergah Alcheon. Kim Yong Chun menghentikan langkahnya "kau mungkin bilang tidak sekarang karena kau belum mengerti perasaanmu sendiri namun bisa saja perasaanmu itu berubah..simpanlah perkataanmu itu untuk nanti.." "baik Tuan.." "baiklah aku akan masuk memberikan laporan ini kepada Yang Mulia.."ujar Kim Yong Chun sambil membuka pintu di hadapannya dan melangkah masuk. Alcheon memberi hormat padanya. "aku belummemahami perasaanku sendiri?" tanyanya dalam hati sambil berdiri menatap gelapnya langit malam.

Kediaman Bangsawan Il Myung Min
“nona aku percaya pada rencanamu.. bicaralah..” kata-kata Alcheon kembali terngiang dalm teliga Zhi Youn. Lalu wajahnya yang tersenyum muncul dalam benaknya. “Tuan Alcheon..”gumam Zhi Youn . “Zhi Youn..Zhi Youn..” panggil Yuri. “ah..iya?” Zhi Youn tersadar dari lamunannya. “diajak ngobrol kok malah sambil melamun sih?jangan-jangan kau sedang kau sedang memikirkan dia ya?” goda Yuri. Zhi Youn buru-buru menarik selimutnya. “ti..tidak..siapa yang melamun..aku tidak sedang memikirkan Tuan Alcheon..ups..” Zhi Youn sadar ia telah keceplosan. Ia menoleh ke belakang, Yoo Hee, Yuri, dan Young In tersenyum nyegir. “kau ketahuan Zhi Youn..” cengir Yoo Hee. Lalu mereka bertiga segera menarik selimutnya untuk menginterogasinya. Zhi Youn hanya bisa pasrah tak bisa kabur.
“hmm jadi benar ya kau memikirkannya?” goda Yoo Hee.”ayolah masa kau tak mau cerita pada kami?” goda Young In. Zhi Youn masih menutup rapat mulutnya. “kalau begitu kami akan..” Yuri berjalan mendekatinya. “eh tunggu..kau mau apa?” sergah Zhi Youn. “mengelitikimu..” seru Yuri sambil mengelitiki sepupunya itu. Young In dan Yoo Hee pun ikut turun tangan. Zhi You tertawa terbahak-bahak karena geli. “stop..stop..” Zhi Youn mengangkat tangan menyerah. Yuri dan kedua saudaranya pun berhenti mengelitikinya. “kalian ini selalu saja…” ujar Zhi Youn sambil merapikan bajunya. “kan kita sudah berjanji tak ada rahasia di anatara kita kita harus saling berbagi cerita..” sahut Young In. Zhi Youn pun terdiam. Ia ingat dulu ia sendiri yang membuat janji itu waktu mereka berempat masih kecil. “jadi benarkan kau memikirkannya?” goda Yoo Hee. Zhi Youn mengangguk. Ia tertunduk malu. Wajahnya terasa panas ketika mengakuinya. Keitga bersaudara itu pun tertawa terbahak-bahak. “kalian ini..aku menjawab kalian malah tertawa?” protes Zhi Youn. “lucu saja melihat wajahmu malu-malu begitu..” sahut Yuri. Zhi Youn hanya bisa cemberut pasrah melihat ketiga saudara sepupunya menertawakannya. Yoo Hee berjalan menghampirinya lalu duduk di sampingnya. “bukannya kami meledekmu..tapi rasanya aneh melihatmu bisa melamun seperti itu..pasti ada hal yang benar-benar mengganjal hatimu kan?”tanyanya. Zhi Youn hanya diam. Tapi hati kecilnya membenarkan itu. Hatinya tertambat pada seseorang Kepala Pengawal Raja bernama Alcheon. Namun ia tidak menyadari perasaan apa itu sebenarnya. “wajahnya sih cukup tampan..tapi sepertinya ia adalah orang yang kaku dan serius…” komentar Young In. “ti..tidak kok..Tuan Alcheon..bukanlah orang yang seperti itu…” jawab Zhi Youn membela. Yuri, Yoo Hee, dan Young In hanya tersenyum kepadanya. “a..aku cuma mengatakan yang sebenarnya..” ujar Zhi Youn sambil mengalihkan pandangannya dari ketiga saudara sepupunya itu. “aa..pasti kau sudah jatuh cinta padanya ya?” goda Yuri “jatuh cinta padanya? mana mungkin?aku baru saja berkenalan dengannya beberapa hari..jadi tidak mungkin..” sahut Zhi Youn. Tapi ketiga saudaranya hanya tersenyum nyegir. “huuh ..ya sudah kalau kalian tidak percaya..selamat tidur..” gerutu Zhi Youn sambil menarik selimutnya dan tidur kembali. “kami percaya kok..wajahmu yang memerah itu tak bisa menipu..” goda Yoo Hee. Yuri dan Young In tertawa terbahak-bahak. “selamat tidur Zhi Youn..”seru mereka sambil kembali ke tempat tidur masing-masing. “pasti kau sudah jatuh cinta padanya ya?” kata-kata itu terngiang kembali berulang-ulang. “uugh..” Zhi Youn membuka selimutnya. Ketiga saudaranya sudah terlelap di temapt tidur mereka masing-masing. ”aku jatuh cinta padanya?mungkinkah?” pikirnya. Hatinya langsung terasa hangat begitu memikirkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar