Pages


Jumat, 29 Oktober 2010

Our Future Still Continue chapter 50: Back to The Palace



Tengah malam menjelang pagi. Istana.

“Yang Mulia..hamba mohon menghadap..Yang Mulia..ada berita darurat Yang Mulia… ” seru Kepala Pengawal  Alcheon memohon dari balik pintu kamar peristirahatan Raja. “Alcheon menghadap? ada apa gerangan..” pikir Yang Mulia Raja terbangun dari tidurnya, begitu juga Permaisuri ikut terbangun. “masuklah..” perintahnya. Alcheon melangkah masuk dan memberi hormat. “maafkan hamba jika mengganggu istirahat Yang Mulia Raja dan Permaisuri..kediaman Tuan  Perdana Menteri Bi Dam diserang oleh sekelompok penyusup..dan sasaran mereka adalah nyawa Tuan Putri Deok Man…”  “apa?bagaimana bisa?” Yang Mulia terkejut mendengar kabar itu. “lalu bagaimana keadaan mereka?mereka sekeluarga baik-baik saja kan?” tanya Permaisuri  khawatir. “Tuan Putri Deok Man dan keluarga baik-baik saja, hanya saja ada seorang kasim yang terbunuh, dan kerusakan bangunan yang cukup parah…” “aku perintahkan kau menjemput mereka sekeluarga dan para pelayannya ke sini... dengan pengawalan tentunya..dan siapkan tempat untuk mereka menetap ..” titah Yang Mulia Raja. “baik Yang Mulia..” Alcheon menunduk memberi hormat lalu pergi.

Pagi harinya. Istana.
“ssst…ssst..tidurlah anak manis..” gumam Deok Man sambil menyelimuti kedua anaknya yang terlelap di hadapannya. “kau  juga harus beristirahat,  Deok Man..” ujar Bi Dam yang berdiri di sampingnya, sudah bersiap dengan pakaian sangdaedeungnya.  Deok Man menoleh dan menatapnya.  Meskipun  Bi Dam hanya diam tak mengungkit-ungkit kejadian tadi malam, Deok Man yakin suaminya itu memikirkannya dalam-dalam dalam benaknya. Ia tahu itu adalah hal yang wajar bila Bi Dam, suaminya mengkhawatirkannya tapi ia tidak ingin itu menjadi beban masalah yang mengganggunya.  Sebenarnya Deok Man agak kurang setuju untuk tinggal di Istana, tapi kondisi rumah yang “berantakan” dan demi keamanan anak-anaknya serta yang lainnya, Deok Man mengangguk saja ketika Bi Dam berkata akan memberitahu keluarga kerajaan tentang kejadian yang menimpa mereka. Dan Deok Man juga yakin jika ia menolak, pasti Bi Dam akan mengirim sebatalyon pasukan terlatih untuk menjaganya. “iya…oh ya nanti siang aku akan mengantarkan makan siang untukmu ke ruanganmu…bolehkah?” “akan aku tunggu..” jawab Bi Dam tersenyum  lalu mengecup kening istrinya  “aku berangkat…” lalu tak lupa juga ia mengecup kening kedua anaknya sebelum pergi melangkah keluar dari kamar. “selamat jalan..” jawab Deok Man.   “Syukurlah Bi Dam masih bersikap seperti biasa…” gumamnya sambil menatap punggung suaminya.  “apapaun caranya akan kutemukan pelakunya dan akan kubuat dirinya menyesal seumur hidup karena telah melakukan ini semua…” pikir Bi Dam sambil mengepalkan tinjunya.

Ruang Kerja Perdana Menteri. Istana.
Kabar bahwa kediaman Perdana Menteri Bi Dam diserang dan Putri Deok Man nyaris terbunuh hanya tersebar di kalangan terbatas saja, sesuai “permintaan” Deok Man yang tak ingin kabar ini mengganggu jalannya pemerintahan. Bi Dam tetap melaksanakan tugas hari-harinya seperti biasa seakan-akan tak terjadi apapun.  Sesudah semua pejabat selesai melapor padanya dan keluar satu per satu, menyisakan Bi Dam bertiga dengan Kim Yong Chun dan Kim Seo Hyun.  “apakah ada kemajuan?sudah diketahui siapa yang ada dibalik semua ini?” tanya Bi Dam yang sedang memijat-mijat keningnya.  “ bagian persediaan senjata di semua pos gudang senjata di seluruh negeri sudah diperiksa, tak satu pun yang melapor adanya kehilangan…dan mengenai aktivitas prajurit di Seoraboel, tak ada yang satu pun keluar dari kampnya semalam….” jawab Kim Seo Hyun. “berarti bisa dibilang kemungkinan orang dalam pelakunya adalah tipis..apakah Perdana Menteri menyelidiki tempat lain juga?” tutur Kim Yong Chun membuat kesimpulan. “orang-orangku sendiri baru saja berangkat ke Goguryeo, Baekje, dan Tang..hasilnya mungkin baru bisa didapat secepatnya nanti malam..”  ujar Bi Dam.  “siapa gerangan pelakunya yang berani melakukan ini semua?”  Kim Seo Hyun bertanya-tanya. Bi Dam berpikir sejenak mengingat segala hal yang sudah ia simpulkan saat ia mencoba untuk tidur tadi. “dugaanku yang pertama pelakunya bisa dibilang profesional, bisa juga orang dalam atau orang luar yang jelas punya kekuasaan yang cukup besar untuk bisa memperoleh semua senjata ini...semuanya adalah hasil tempaan kualitas bagus yang umumnya hanya dipakai militer.." ujarnya mengungkapkan pemikirannya.  “sraak..” pintu ruang kerja terbuka. Seorang kasim melangkah masuk dan member hormat kepada Bi Dam. “maaf Tuan..Yang Mulia menunggu Tuan Perdana Menteri di ruang kerjanya sekarang..”  katanya. Bi Dam pun segera bangkit dari duduknya dan melangkah keluar dari ruang kerjanya.  Sementara Kim Yong Chun dan Kim Seo Hyun masih berada di dalam ruangan. “mungkinkah orang Shilla yang melakukan ini?” pikir mereka.

Ruang Kerja Raja. Istana
“Perdana Menteri Bi Dam menghadap Yang Mulia..”  seru seorang kasim dari balik pintu. “masuk..” jawab Raja yang sedang duduk di dalam ruang kerjanya. Bi Dam melangkah masuk lalu member hormat sebelum ia duduk di samping Raja. “apakah sudah ada perkembangan?” tanya Yang Mulia Raja.  “belum Yang Mulia…tapi hamba sudah mengerahkan semuanya untuk menyelidiki ini semua..” jawab Bi Dam. “apakah kau punya seseorang yang dijadikan tersangka?yang seseuai dengan analisismu yang kau sebutkan tadi pagi..”  Bi Dam terdiam sejenak berpikir sebelum akhirnya menjawab “belum ada Yang Mulia.. belum ada bukti yang cukup kuat mengarah ke satu orang..” “Putri Deok Man mungkin bisa berkata jangan terlalu memikirkan masalah ini..fokus pada masalah negara..akan tetapi bagaimana aku bisa menjadi pemimpin yang melindungi rakyatku..jika aku tak bisa melindungi keluargaku sendiri..” tutur Raja.  “kepala pengawal Raja menghadap Yang Mulia..” seru seorang kasim. “masuk..” jawab Yang Mulia Raja. Alcheon melangkah masuk lalu memberi hormat. “Yang Mulia...utusan dari Tang datang ingin menghadap Yang Mulia…” Yang Mulia mengangkat sebelah alisnya  “aneh..seharusnya mereka baru datang bulan depan seperti biasa..ada apakah gerangan?” tanyanya sambil beranjak dari duduknya. Bidam dan Alcheon pun juga berpikiran sama. Ditemani Bidam dan Alcheon, Yang Mulia Raja masuk ke dalam ruangan tempat utusan dari Tang menunggunya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar