Chapter 49: I Believe that You Can Save Me
Jarak ujung pedang hanya tinggal 2 langkah lagi. Mendengar langkah musuh semakin dekat, Deok Man membuka matanya dan segera menghindar ke samping. Ia pun bersiap memukul orang yang mengincar nyawanya itu. Namun sebelum kepalan tangannya menyentuh orang itu, 3 buah anak panah melesat menghujam tepat di bahu,lengan, pahan kanan pemimpin penyusup itu. "bruuk..aargh" ia pun jatuh terkapar di tanah. Deok Man melihat ke arah datangnya. "Bi Dam.." gumamnya. "Deok Man.." seru Bi Dam yang segera berlari menghampiri istrinya. Ia berlari memeluk istrinya erat-erat. "Bi Dam.." gumam Deok Man dalam pelukan suaminya. "dug..dug..dug" ia bisa merasakan detak jantung Bi Dam yang berdebar sangat keras dan cepat. Bi Dam melepas pelukannya dan menatap istrinya dengan tatapan marah bercampur khawatir. "kau..hampir membuat jantungku nyaris lepas.. bagaimana jika aku salah sasaran dan kau juga gagal menghindar.." omelnya sambil mengatur nafasnya yang masih tersenggal-senggal. "aku yakin kau pasti bisa menolongku..Bi Dam.." jawab Deok Man tersenyum menenangkan. Hati Bi Dam pun luluh melihat senyum istrinya itu. "Tuaan..Tuan Putri.." Soo Hye berjalan menghampiri keduanya. "Yun Ho..Yoo Na.." seru kedua orangtuanya. Kedua anaknya mulai menangis. Sepertinya mereka khawatir dengan orangtuanya. Bi Dam segera menggendong putranya dan Deok Man menggendong putrinya. "ssst..anak manis ibu di sini.." ujar Deok Man sambil menepuk-nepuk putrinya. Lalu ia menatap dayangnya yang setia "terima kasih Soo Hye telah menjaga kedua anakku..budi baikmu akan kuingat selamanya" “suatu kehormatan hamba bisa melayani Tuan Putri..jujur hamba sangat menyayangi Tuan dan Nona kecil…hamba akan berusaha menjaga mereka dengan segenap kemampuan hamba apapun yang terjadi..” jawab Soo Hye tersenyum. "kau lemah Bi Dam..hahaha.." Bi Dam dan Deok Man tersentak kaget mendengarnya, lalu menoleh ke arah tempat pemimpin penyusup itu terkapar bersimbah darah. Bi Dam menyerahkan putranya kepada Soo Hye, lalu mengacungkan pedang ke hadapan orang yang hampir saja membunuh istrinya itu dan membuka penutup wajahnya. "siapa kau?dan apa tujuanmu?siapa yang membayarmu?" bentak Bi Dam. "orang lemah sepertimu menggertakku?..perempuan ini hidup karena ia beruntung saja..tapi kuyakin nanti nyawanya pasti akan melayang..tanpa bisa kau lindungi..pembalasan yang setimpal bukan.." ledek orang itu "tunggu.. jadi nanti akan ada lagi kejadian seperti ini?" gumam Soo Hye. Deok Man hanya diam mendengarkannya. "kau!!" Bi Dam naik pitam dan mengacungkan pedangnya semakin dekat, dan di saat bersamaan, penyusup itu tiba-tiba menarik ujung pedang itu lalu menyayat urat nadi lehernya sendiri dan langsung mati seketika. Bi Dam terkejut melihatnya. Darah penyusup itu terciprat ke wajahnya. Soo Hye dan Deok Man menutup mata kedua anaknya agar tidak melihat itu semua. Bi Dam menyarungkan pedangnya dan menatap mayat di hadapannya dengan tatapan penuh amarah.
"kau lemah Bi Dam..perempuan ini hidup karena ia beruntung saja..tapi kuyakin nanti nyawanya pasti akan melayang..tanpa bisa kau lindungi.." kata-kata itu terus terngiang dalam benaknya. "Bi Dam lukamu.." ujar Deok Man sambil menghapus darah di wajah suaminya dengan saputangannya. Bi Dam menggenggam pergelangan tangan istrinya dan menatap wajahnya. Terbersit dalam benaknya jika ia terlambat sedikit saja, mungkin Deok Manlah yang terkapar bersimbah darah. Cukup sekali saja baginya merasakan kehilangan Istrinya untuk selamanya. Cukup sekali saja ia melihatnya meregang nyawa di hadapannya. Deok Man tersenyum menatap suaminya lalu menggenggam tangan suaminya erat-erat “kita pulang..Bi Dam..” ujarnya. Bi Dam tersadar dari lamunannnya dan mengangguk. “kita pulang..”jawabnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar