Pages


Minggu, 17 Oktober 2010

Chapter 47: The Intruders

Tengah malam. Kediaman Perdana Menteri Bidam.
“oaa..oaa..” terdengar suara tangis bayi dari kamar sebelah. Mendengar tangisan anaknya, Deok Man terbangun dari tidurnya. Bi Dam juga terjaga dari tidurnya. “mereka terbangun ya?” tanya Bi Dam sambil membuka selimutnya. “kau tidurlah…kau pasti lelah..biar aku saja yang ke sana..” kata Deok Man tersenyum sambil memasang kembali selimut Bi Dam. “jika kau butuh bantuanku..segera bangunkan aku..” tukas suaminya. Deok Man mengangguk lalu berjalan keluar kamarnya. Karena sudah sangat lelah dengan pekerjaannya hari ini, Bi Dam kembali terlelap dalam tidurnya.

“sraak..” Deok Man melangkah masuk ke dalam kamar kedua anaknya. Soo Hye yang sedang sibuk menenangkan tangisan keduanya, memberi hormat. “popok nona Yoo Na basah, sedangkan tuan muda Yun Ho sepertinya haus..” Deok Man menghela napas lega, lalu mengambil Yun Ho dari gendongan Soo Hye. “ssst..kamu pasti lapar ya..sebentar yaa..” kata Deok Man sambil duduk menenangkan putranya.

Luar Kediaman Perdana Menteri Bi Dam
Sekelompok orang berbaju hitam berkumpul di balik tembok samping kediaman. “lakukan ini serahasia mungkin..jangan sampai ada yang ketahuan atau tertangkap hidup-hidup..lebih baik mati daripada tertangkap di sini..bunuh semua yang melawan..” kata salah seorang dari mereka yang sepertinya adalah pimpinan dari kelompok tersebut. Para penyusup lain mengangguk menyanggupi perintah itu. Kemudian mereka melemparkan tali ke atas tembok dan mulai memanjatnya.

“kaak..kaak..” suara teriakan burung gagak, membangunkan Bi Dam yang baru saja terlelap. “berisik sekali gagak itu..membuatku kaget saja..” keluhnya. Ia menoleh ke sampingnya, dan masih kosong. Istrinya belum kembali ke kamar. “suara tangisannya sudah berhenti..berarti sebentar lagi ia akan kembali..” pikirnya. Ia pun kembali menarik selimutnya. Namun bayangan orang-orang melintas di halaman samping kamarnya, membuat ia benar-benar terjaga dan mengambil pedang miliknya dari rak.

“selamat tidur anak-anakku..” gumam Deok Man sambil mengecup kening putra-putrinya. Deok Man menatap Soo Hye yang masih menemaninya “kau juga tidurlah Soo Hye..terima kasih telah menjaga anak-anakku..” Soo Hye tersenyum lalu memberi hormat “ya Tuan Putri..” “sraak..” pintu kamar terbuka. “Bi Dam?kenapa kau..” tanya Deok Man bingung melihat suaminya membawa pedang di tangannya. “ssstt..” Bi Dam mengisyaratkan untuk dia, lalu melihat sekelilingnya, bahwa penyusup-penyusup itu belum masuk. Kemudian berjalan menarik tangan istrinya “Deok Man, kau bersama Soo Hye bawa anak-anak lalu bersembunyi di sini..” ujar Bi Dam yang berusaha menggeser lemari di hadapannya.  “bersembunyi?a..apa maksudmu Bi Dam? kenapa kau membawa pedang?” tanya Deok Man yang semakin bingung. Belum sempat Bi Dam menjawabnya, teriakan seorang kasim sudah menjawabnya lebih dahulu. “penyusup..penyusup..arrgh..” “penyusup?Bi Dam?” tanya Deok Man tak percaya. Bi Dam hanya diam dan segera menggeser lemari di hadapannya lalu menarik tuas dibaliknya. “kalian masuklah ke sini, berlindunglah di sini.. jika kondisi semakin mendesak dan aku tak kembali menjemput kalian segera.. pergilah ke ujung lorong ini dan tarik tuas di sana..ada pintu kecil  menuju keluar, ikuti jalan setapak lalu pergilah berlindung di Istana.. ” Mendengar itu,  Soo Hye segera menggendong Yoo Na yang terlelap lalu masuk ke dalam lorong rahasia itu. Bi Dam segera menggendong Yun Ho lalu menyerahkannya kepada istrinya. “lalu bagaimana denganmu Bi Dam?siapa mereka?” tanya Deok Man cemas. “aku akan menyusul nanti..aku juga tak tahu siapa mereka..tapi siapapun mereka..yang penting kalian harus segera pergi dari sini…jaga diri kalian baik-baik..” Bi Dam segera menarik lagi tuasnya, sehingga pintu rahasia itu kembali tertutup, lalu ia menggeser kembali lemarinya. “Bi Dam…” seru Deok Man dari balik pintu. “Tuan Putri..tenanglah..hamba yakin Tuan pasti selamat..” ujar Soo Hye. Deok Man menatap sejenak pintu di hadapannya “kau harus selamat Bi Dam..” Lalu sambil menggendong putranya, Deok Man berlindung bersama kedua anaknya dan Soo Hye.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar