Our Future Still Continue Chapter 51: Investigation
Siang hari. Istana.
“sraak…” Deok Man melangkah keluar dari ruangannya. Kedua anaknya sedang tidur ditemani Soo Hye. Sambil membawa bekal untuk suaminya, ia berjalan menuju ruang kerja Sangdaedeung. Baru saja akan mencapai pintu, terdengar suara dari balik pintu, “menurutmu mungkinkah ada pejabat atau bangsawan yang mengincar nyawa Tuan Putri?bukti-bukti dan analisis Perdana Menteri bisa merujuk pada semuanya…” Deok Man mengenali suara itu adalah suara Kim Yong Chun. “ aku sendiri juga tak yakin…seharusnya tidak ada, karena para pemberontak beserta kroni-kroninya telah diberantas..keluarga mereka sudah tak punya kuasa dan kedudukan lagi…kuharap akan ada bukti yang mampu meperjelas semua ini..” “Pejabat Kim Seo Hyun…” pikir Deok Man. “sraak…” pintu ruang kerja Sangdaedeung terbuka, Kim Seo Hyun bersama Kim Yong Chun melangkah keluar meninggalkan ruangan, sementara Deok Man menahan dirinya dibalik pilar. “Bi Dam sedang meyelidiki ini semua?” pikirnya.
Kediaman Bangsawan Il Myung Min.
“traang..traang..” para pandai besi sedang memukulkan godam mereka ke atas sebilah pedang. “jangan sampai besinya melengkung..” perintah Bangsawan Il Myung Min mengawasi para pekerjanya. “paman..paman..” Bangsawan Il Myung Min menoleh mendengar dirinya dipanggil. Rupanya salah satu dari keponakannya sudah pulang . “Zhi Youn..kenapa kau tergesa-gesa begitu?” tanya Il Myung Min. “paman…aku butuh bantuan paman..ada orang penting yang ingin bertemu paman” jawab Zhi Youn dengan nafas terputus-putus. “hah?orang penting?” sahut Il Myung Min. Zhi Youn pun mengajak pamannya menemui orang penting yang dimaksudkannya itu. “Selamat siang Tuan Il..” sambut tamu yang disebut orang penting oleh keponakannya itu. “astaga..” Bangsawan Il Myung Min langsung terperanjat begitu melihat orang penting itu.
Istana.Ruang Kerja Raja.
“Yang Mulia, apa YangMulia akan menerima undangan itu?” tanya Permaisuri. “aku juga tidak tahu..di saat sedang ada masalah seperti ini muncul undangan seperti ini…tapi jika benar Goguryeo mengadakan aliansi dengan Wa…kita harus bertindak cepat..” “lalu bagaimana tanggapan Perdana Menteri Bi Dam?” tanya Permaisuri. “untuk itu…aku sendiri juga tidak tahu…ia hanya diam saja mendengar itu semua..” jawab Yang Mulia Raja. “apa yang akan menjadi keputusanmu?Perdana Menteri Bi Dam..” pikirnya.
Menjelang malam. Kamar Putri Deokman.
“apakah makan malam sudah siap Soo Hye?” tanya Deok Man yang sedang duduk menyusui putranya. “sudah Tuan Putri…” jawab Soo Hye yang sedang menepuk-nepuk punggung Yoo Na dalam gendongannya. “hamba mohon menghadapa Tuan Putri..” seru seorang kasim dari luar. Soo Hye segera berjalan keluar untuk bertemu dengan kasim itu. “Tuan Perdana Menteri memberikan pesan ini untuk Tuan Putri..” kata kasim itu sambil memberika segulung perkamen. “pesan?dari Tuan?apakah Tuan yang memberikan ini padamu?” tanya Soo Hye. “bukan..tapi salah seorang pengawalnya yang memberikan ini..” jawab kasim itu. Soo Hye pun kembali masuk ke dalam. “ada apa Soo Hye?” tanya Deok Man yang sedang menepuk-nepuk punggung Yun Ho dalam gendongannya. “seorang kasim mengantarkan surat dari Tuan untuk Tuan Putri..” jawab Soo Hye seraya memberikan surat itu kepada Deokman. “dari Bi Dam?” pikirnya. Ia langsung mebuka surat itu dan membacanya.
Deokman, malam ini aku akan pulang terlambat…
Kau tak perlu menyiapkan makan malam untukku dan menungguku pulang..
Makan dan tidurlah lebih dulu bersama anak-anak..
Bidam
“apakah Bi Dam sendiri yang memberikan ini?” tanya Deok Man. “hamba juga menanyakan hal yang sama…namun jawab kasim itu, katanya pengawal Tuan yang memberikan surat ini..” “pengawal?berarti Bi Dam sedang berada di luar Istana?dimana dia sekarang dan apa yang sedang dilakukannya?” pikir Deok Man. Ia pun teringat akan percakapan antara Pejabat Kim Seo Hyun dan Kim Yong Chun tadi siang. “apakah ia sedang menyelidiki pelakunya?” pikir Deok Man.
Tengah malam. Kamar Putri Deok Man
“sraak..” Bi Dam berusaha menggeser pintu sepelan mungkin. Melangkah perlahan ke dalam. Dilihatnya kedua anaknya sudah tidur lalu dikecupnya kening mereka satu persatu. Ia pun segera berganti pakaian tidur yang ternyata sudah disiapkan istrinya di atas tempat tidur. “Deok Man..” gumamnya sambil menatap istrinya yang sudah terlelap. Ia mendekat lalu membetulkan selimut istrinya lalu mengecup keningnya “mimpi yang indah Deok Man…” bisik Bi Dam sambil membelai kening istrinya. Lalu ia pun berbaring di sebelahnya dan menarik selimutnya untuk tidur. “Bidam..” gumam Deok Man perlahan membuka matanya.